Laman

Sabtu, 07 April 2018

Pertumbuhan Organik Bisnis Bank Syariah (Sebuah Harapan)




by Abdul Gofur

Sejak awal berdirinya, Bank Syariah (BS) di Indonesia lebih mengedepankan vision oriented ketimbang market oriented, hal ini bisa terlihat misalnya dari pemilihan segmentasi pasar spiritual dengan merangkul para Ulama/Ustad, organisasi Islam, dan perusahaan-perusahaan atau entitas bisnis yang Islami. Bukan berarti pasar rasional tidak penting, tetapi prioritas dan keberpihakan kepada umat Islam sebagai pendiri bank ini, mau tidak mau menjadi pertimbangan tanggung jawab sosial dalam mengembangkan ekonomi umat. Lagi pula pengembangan bisnis suatu bank memang harus inline dengan keahliannya, bank dilarang menyalurkan pembiayaannya kepada sektor usaha yang tidak dikuasai. Pengembangan bisnis pada segmentasi pasar spiritual menjadi diferensiasi bagi BS, yang tidak mudah untuk dimasuki oleh bank lain.

Dalam kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat yang turun yang berakibat pada peningkatan pembiayaan bermasalah, maka strategi bisnis BS harus tepat. Strategi pertama yaitu dengan penyelesaian pembiayaan bermasalah (Bad Bank) dan recovery yang agresif, dengan pembentukan unit Task Force penyelesaian pembiayaan. Bahkan jika diperlukan bisa dibentuk SPV (Special Purpose Vehicle), yaitu sebuah kendaraan tersendiri yang independen diluar bank yang digunakan dalam penyelesaian pembiayaan bermasalah. Pilihan menggunakan Task Force atau SPV tentunya harus dikaji oleh internal BS sendiri. Strategi kedua yaitu dengan pengembangan bisnis dan perbaikan proses dengan mengedepankan pertumbuhan yang sehat dan berkesinambungan, sesuai dengan diferensiasi BS diutamakan disalurkan ke segmentasi spiritual, dengan tetap juga ada porsi ke pasar rasional sebagai implementasi rahmatalil alaamiin..

Untuk strategi pertama, kita berharap Task Force atau SPV Bad Bank yang dibentuk benar-benar menjalankan proses penyelesaian pembiayaan yang cepat dan agresif dengan tetap mempertimbangkan proses yang menguntungkan dan mengamankan bank. Hasil Task Force ini juga harus benar-benar terukur dan mempunyai time line yang jelas.
Untuk strategi kedua, perlu perhatian khusus juga, agar proses kerja yang dilakukan oleh Task Force/SPV Bad Bank tidak terganggu, dengan munculnya kembali flow rate yang tinggi dari good bank menjadi bad bank.  Jika Task Force/SPV Bad Bank sudah berkinerja baik menyelesaikan pembiayaan bermasalah tapi tidak diiringi akuisisi nasabah baru yang sehat, maka tujuan awal Task Force/SPV sebagai unit kerja yang sifatnya temporary menjadi tidak tercapai karena harus terus melakukan penyelesaian pembiayaan bermasalah yang bertambah terus menerus.

Oleh karena itu perlu langkah taktis yang tepat dalam menjalankan strategi kedua, yaitu dengan menjalankan pertumbuhan bisnis yang organik. Menurut Peter Drucker Peter Drucker, “Pertumbuhan organik adalah tingkat ekspansi bisnis melalui peningkatan output dan penjualan”. Secara harfiah Pertumbuhan organik adalah dimana perusahaan mengembangkan dan memperluas dengan meningkatkan penjualan, pendapatan dan output melalui bisnis mereka sendiri saat ini, aktivitas, dan usaha, ketimbang melalui merger atau akuisisi perusahaan.

Tapi bukan sebatas pemahaman yang diatas yang dimaksud. Pertumbuhan organik yang dimaksud adalah pertumbuhan bisnis yang benar-benar diproses melalui prosedur yang benar dan prudent, tanpa banyaknya relaksasi aturan atau deviasi/wipe terhadap risk acceptance criteria (RAC) yang sudah dibuat. Bukan pertumbuhan bisnis yang terlalu dipaksakan dengan mengesampingkan aspek risiko dansustainibility. Dengan proses akuisisi nasabah yang prudent dan proper, maka diharapkan bank ini menjadi kuat dan sehat serta tidak mudah sakit. Memang tidak mudah dan tidak bisa instant, butuh sebuah proses yang panjang, tapi inilah tantangannya, perbankan syariah dalam melakukan ekspansi bisnis harus dengan tetap comply terhadap semua policy dan RACHal ini juga sesuai dengan values Bank Syariah yaitu itqan fil amal yang berarti sungguh-sungguh dalam bekerja atau profesional dan berintegritas.

Lawan pertumbuhan organik adalah petumbuhan non organik. Mengutip tulisan mentor bisnis Jaya Setiabudi, serupa dengan tanah yang diberi pupuk non organik, akan menjadi rakus dan semakin rakus. Ditambah dengan pestisida kimia, bukan hanya hama yang mati, yang makan juga kena penyakit. Karena ekosistem sekitarnya dirusak, cacing, mikroba dan mungkin juga mineral yang dibutuhkan untuk makhluk lain akan mati juga, demi hasil karbitan.

“Tumbuh itu mudah, tumbuh yang sehat dan berkah yang tak mudah.”