Laman

Jumat, 14 Januari 2011

Peluang & resiko bisnis toko mainan anak

Peluang Usaha Toko Mainan Anak
Masa anak-anak adalah masa yang paling menyenangkan, apalagi ketika sedang bermain. Mainan bisa merangsang pertumbuhan kecerdasan dan kreativitas. Bahkan dalam masa pertumbuhannya, perkemkangan psikomotorik dapat dirangang dengan berbagai macam permainan.

Anda tertarik untuk membelikan anak Anda mainan atau bahkan Anda tertarik untuk berbisnis..? Melihat banyaknya anak-anak dan mereka selalu membutuhkan mainan sebagai sarana untuk mengekplorasi diri, makapeluang usaha untuk bisnis ini pun cukup bagus. Kuncinya Anda haruslah serius dan sediakan mainan yang bervariasi serta Anda harus selalu ubdate perkembangan mainan baru. Anda juga bisa menyediakan mainan yang bersifat edukatif.
Analisa Ekonomi
Modal Awal
Etalase Rp. 2.000.000,00
Rak lemari Rp. 2.500.000,00
Stok mainan anak-anak Rp. 6.000.000,00
Jumlah Rp 10.000.000,00
Asumsi peralatan mengalami penyusutan selama 4 tahun.
Penyusutan per bulan = (Rp 10.000.000,00 : 48) – Rp 1.000,00
= Rp 208.000,00
Biaya operasional per bulan:
Sewa tempat 10jt/thn Rp 840.000,00
Stok barang dagang Rp 1.000.000,00
Gaji pegawai Rp 750.000,00
Listrik & telpon Rp 300.000,00
Transportasi Rp 300.000,00
Plastik pembungkus, dll Rp 200.000,00
Biaya penyusutan Rp 208.000,00
Jumlah Rp 3.598.000,00
Omzet per bulan:
Rp 180.000,00 x 30 hari = Rp 5.400.000,00
Laba per bulan:
Rp 5.400.000,00 – Rp 3.598.000,00 = Rp 1.802.000,00

Peluang & resiko bisnis dealer motor

Peluang dan Resiko Bisnis Dealer Motor
Setelah melewati krisis moneter tahun 1997, atau pasca tahun 2000,…. memang market motor tuh lumayan booming… !!! Apalagi sekarang.. disaat kemacetan ada dimana-mana,.. Mass Rapid Transportation (MRT) tak kunjung tiba… motor dijadikan pilihan alat transportasi… !!! Alasannya simple.. efisien dan efektif … !!! Dan nggak heran… demand terhadap motor meningkat… pabrikan kebanjiran order.. dan distribution channel juga ikut-ikutan kebanjiran rejeki.. !!! Distribution channel ini apa.. ?? Yaagh gampangnya adalah dealer… sebagai media penghubung antara pabrikan dan konsumen… !!!

Kok kebanjiran rejeki.. ??? Lha iyaaa laagh… jika berhasil menjual motor yang harganya sekitar 12 jutaan… margin yang diperoleh oleh dealer antara Rp. 500 rebu – Rp. 1 jeti… !!! Tarohlagh nilai tengah nya aza… Rp. 750 rebu…. !!! Ini berarti 6.25% fee yang diperoleh untuk setiap transaksi… !!! Bayangkan dengan interest rate deposito bank commercial yang mencapai 8% namun setahun… !!! Beberapa dealer menyebutkan bisa laagh menjual sekitar 200 unit sebulan… so artinya sekitar Rp. 150 jeti pendapatan sebulan …. dengan memerankan sebagai ‘calo’ marketing… !!! Fee ini akan semakin besar… jika penjualan menggunakan skema kredit… !!! Yup.. karena perusahaan pembiayaan akan memberikan ‘harga’ lebih kepada dealer… dengan kata lain… margin yang diperoleh dibagi dua (persentase / fee tertentu red.) antara perusahaan pembiayaan dan dealer… !!!
Teruz… gampang duonk.. tinggal bikin dealer… minta izin ke pabrikan …??? Oghh… nggak juga gampang.. !!! Bisnis ini kudu kuat modal… dan faktor pertama adalah lokasi alias showroom … !!! Lahan nya kudu milik sendiri… dan luasnya minimal 200 – 300 meter persegi.. !!! Setelah itu mengajukan proposal kepada pabrikan,.. dan jika disetujui… pihak dealer kudu menyiapkan duit jaminan sebagai deposit,… dan bervariasi jumlahnya… minimal antara Rp. 1 miliar – Rp. 2 miliar … !!! Duit itu yaagh untuk membeli motor kepada pihak pabrikan… !!! Oh yaa.. izin dan duit jaminan akan semakin besar dan agak sulit.. jika yang diminta lebih dari 1S… misalnya sampai 3S.. sales, service, spare partz.. !!!
Disamping itu kudu beli juga mobil model pick-up minimal 2 unit untuk ngangkut… !!! Teruz menggaji karyawan… untuk melakukan penjualan… !!! Marketing girlz.. nya nggak perlu pinter-pinter… yang penting… bisa menyakinkan… dan wajah yang boleeh laagh.. !!! Yaagh soalnya … konsumen dateng… biasanya sudah ada yang dituju… mau beli ini… !!! Teruz kira-kira kapan balik modalnya… ??? Modal akan balik .. yaagh beberapa tahun (revisi sebelumnya optimis red.)… tergantung usaha aza… !!!
Oke… kalau gitu enak duonkk… ??? Nggak juga.. setiap dealer yang baru berdiri.. kudu menyerahkan bisnis plan kedepan… minimal 3 tahun… !!! Mau ngapain aza… selama 3 tahun itu… dan kudu mengikuti segala aturan yang ditetapkan oleh pihak pabrikan… !!! Kemudian ada target yang harus dicapai .. target ini biasanya negosiasi antara si dealer dengan main dealer… !!! Nagh jika selama 3 bulan secara berturut-turut… nggak kecapai target… dan nggak terlihat adanya usaha perbaikan dalam mencapai target… yaaagh siap-siap … status dealer bisa dicabut… !!!
So.. dari sisi dealer… dia juga harus memikirkan number (kuantitas) motor yang harus dijual… !!! Dan juga memikirkan margin atau fee yang harus dia ambil.. untuk menghidupi usaha dealernya… !!! So … nggak heran… jika ada product yang ‘hot items’ diusahakan dijual setinggi mungkin… !!! Jika cash.. maka ada ‘upping price’ sebesar 10% dari harga on the road.. !!! Atau kalau nggak mau… yaagh… kredit… alias pemasukan si dealer dari si perusahaan pembiayaan. Nggak heran .. jika beli secara kredit… hadiah yang ditawarkan lebih banyak dibandingkan cash.. !!!
Waaaaksss… jadi kayak makan buah simalakama… ??? Si dealer perlu ‘pemasukan duit’… apalagi motor tersebut lagi laris… so kalau kredit barang ada… kalau cash barang nggak ada.. dan masuk strategy indent… !!! Lha ini secara makro… bisa ngurangin penjualan pabrikan… ataupun imagenya bisa rusak.. !!! Bodoooo ammmat… emang gue pikirin…. lhaa pabrikan khan nggak bayar pegawai gue… gitu katanya.. !!! Nggak takut ketahuan… yaaagh main petak umpet aza… atau kucing-kucingan… mau ikutt… ???

Syarat Menjadi Dealer Motor Resmi

A. Kemitraan Dealer Motor Honda
Honda memiliki tiga jaringan atau layanan kemitraan yaitu H1 merupakan Dealer (penjualan) yang berhak menjual sepeda motor Honda produksi Astra Honda Motor (AHM); H2 (Bengkel AHASS) yang berhak menerima kartu perawatan berkala (KPB) dari sepeda motor Honda yang baru serta menerima service dari sepeda motor Honda lama; dan H3 (sparepart) yang berhak menjual sparepart Honda Genuine Part (HGP). Status usaha bisa dirangkap menjadi H123, H12, H1, H23, H2, dan H3 tergantung izin dari Main Dealer dan kemampuan calon pemilik. Namun, saat ini AHM hanya bisa melayani H123 (35), H2, dan H23.

Berikut syarat-syarat menjadi Dealer resmi Honda Astra Motor (AHM) H123:
• Menyediakan modal awal minimal Rp 2,5 miliar, dan harus memiliki izin badan usaha.
• Calon pemilik dealer harus mengajukan surat permohonan ke Main Dealer dan melampirkan foto copy KTP, NPWP, SIUP, TDP, IMB.
• Melampirkan foto bangunan dealer dengan luas tanah 9x15 (2 ruko) dan lantai2 lantai. Tanah dan bangunan harus milik sendiri. Lokasi yang dipilih harus strategi dan layak di pinggir jalan. Serta tidak boleh berdekatan dengan dealer resmi lainnya, jarak minimal radius 3 km.
• Setelah mengajukan lokasi usaha, akan disurvei oleh Main Dealer AHM. Setelah di approve, maka lokasi dapat diajukan sebagai tempat usaha.
• Memiliki kesiapan SDM yang dibagi menjadi dua untuk bagian sales dan memiliki after sales service yang juga kuat, karena selain showroom, Dealer juga memberikan layanan untuk bengkel.
• Untuk info lebih lanjut bisa menghubungi Main Dealer PT Wahana Makmur Sejati. Telp: 021-6281700 atau PT Astra Honda Motor, Telp: 021-6518080, 30418080.

B. Kemitraan Dealer Motor Suzuki
Untuk menjadi Dealer resmi motor Suzuki, calon Dealer harus langsung memiliki layanan 35 (sales, service, dan sparepart). Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi Dealer resmi Suzuki di antaranya:
• Memiliki lokasi yang strategis dan layak, dengan luas minimal 12x15 meter dengan jarak radius sekitar 5 km dari Dealer resmi lainnya.
• Bangunan harus kepemilikan pribadi, minimal kontrak 5 tahun.
• Setelah menemukan lokasi yang tepat, maka calon yang mengajukan surat permohonan pengajuan menjadi Dealer ke Main Dealer di masing-masing kota dengan melampirkan foto lokasi, foto copy KTP, NPWP, SIUP, TDP, IMB. Setelah itu, lokasi akan disurvei oleh Main Dealer, bila disapprove maka calaon Dealer berhak menjadi Dealer.
• Modal minimal yang dimiliki tergantung calon Dealer. Bila ingin memiliki 30 unit motor, maka deposit yang harus disiapkan sekitar Rp. 300 juta. Namun, untuk Dealer Baru, Suzuki tidak member persyaratan minimal, tetapi bila usaha sudah berjalan cukup lama, maka minimal target motor yang harus dijual dalam sebulan sebesar 75 unit.
• Memiliki SDM yang berkualitas untuk bagian sales dan after sales.
• Untuk info lebih lanjut bisa menghubungi PT. Sinar Roda Kencana Mas di Telp: 021-3849008 atau PT Suzuki Indomobil Motor, Telp: 021-85645308

C. Kemitraan Dealer Motor Yamaha
Sejak 2001 silam, untuk kawasan Jabodetabek, para Dealer tidak lagi berhubungan dengan Main Dealer melainkan langsung ke Yamaha atau disebut dengan Direct Distribution Sistem (DDS), untuk menjadi Dealer resmi Yamaha, ada tiga layanan yang diberikan, sales, service, dan sparepart. Ketiganya harus dijalankan bila ingin menjadi Dealer resmi Yamaha.
Oleh karena sejak tiga tahun belakangan ini pengajuan proposal untuk menjadi Dealer Resmi Yamaha semakin banyak, maka Yamaha pun mengajukan beberapa persyaratan untuk menjadi Dealer di antaranya:
• Lokasi menjadi syarat mutlak yang harus dimiliki oleh calon Dealer yaitu di tempat yang strategis dan layak. Jarak minimal dengan Dealer motor resmi Yamaha lainnya ±3km.
• Luas minimal 15x25 m setara dengan 3 ruko milik pribadi.
• Modl yang harus dimiliki hanyalah sertifikat tanah yang diserahkan kepada Yamaha sebagai jaminan (tidak ada deposito minimal seperti Dealer lainnya).
• Memiliki kesiapan SDM yang dibagi menjadi dua untuk untuk bagian sales dan memiliki after sales service yang juga kuat, karena selain showroom, Dealer juga memberikan layanan untuk bengkel.
• Setelah memiliki lokasi yang layak, maka calon Dealer harus mengajukan proposal permohonan dengan menyertakan sertifikat tanah, dan surat-surat lainnya seperti KTP, NPWP, SIUP, TDP, IMB. Setelah itu akan disurvei langsung oleh Yamaha. Bila disapprove maka aka nada pelatihan-pelatihan serta support untuk aktivitas promosi oleh Yamaha.
• Untuk info lebih lanjutnya bisa menghubungi Yamaha Motor Indonesia di Telp: 021-24575555

D. Kemitraan Dealer Motor Kawasaki
Untuk menjadi Dealer resmi motor Kawasaki, calon mitra harus memiliki keseriusan dan kesiapan dalam berbisnis. Ada dua jalur untuk menjadi Dealer resmi, baik melalui Main Dealer atau langsung ke Kawasaki Motor Indonesia (KMI) yang disebut Kawasaki Direct Dealer (KDD). Saat ini KDD hanya terdapat di Jakarta dan sekitarnya, Sumatera Barat, Gorontalo, dan Semarang. Sementara untuk daerah lain, Dealer berhubungan langsung dengan Main Dealer. Di dalam Dealer resmi Kawasaki terdapat layanan 35 (sales, service, sparepart).
Ada beberapa syarat mutlak yang harus dimiliki oleh Dealer resmi, diantaranya:
• Memiliki kesiapan modal minimal Rp. 500 juta yang digunakan untuk mendapatkan 50 unit motor bebek.
• Calon pemilik Dealer mengajukan permohonan dan melampirkan foto copy KTA, NPWP, SIUP, TDP, IMB atau bukti kontrak minimal 3 tahun.
• Lokasi yang dipilih harus strategis dan layak, terutama di pinggir jalan dan tidak berdekatan dengan Dealer resmi lainnya dengan luas minimal 15x8 meter. Bila lokasi kontrak, maka kontrak minimal 3 tahun.
• Setelah mengajukan lokasi usaha akan disurvei oleh Kawasaki Motor Indonesia (KMI) atau Main Dealer Kawasaki. Setelah disapprove, maka lokasi dapat diajukan sebagai tempat usaha.
• Memiliki kesiapan SDM yang dibagi menjadi dua untuk bagian sales dan memiliki after sales service yang juga kuat, karena selain showroom, Dealer juga memberikan layanan untuk bengkel.
• Untuk info lebih lanjut dapat menghubungi PT. Kawasaki Motor Indonesia di Telp: 021- 4523322

Senin, 16/11/2009 | 16:25 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com- Pasar motor Indonesia tetap bergairah. Periode 10 bulan 2009, berdasarkan data terakhir AISI (Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia) yang diperoleh KOMPAS.com, telah terjual 4.780.802 unit sepeda motor.

Untuk Oktober 2009 saja, penjualan motor mencapai 615.265 unit, naik 45,5 persen dibandingkan bulan sebelumnya (September 2009: 422.718 unit). Kendati demikian, penjualan sepeda motor tertinggi selama 2009 justru terjadi pada Agustus 2009, 627.945 unit.

Kondisi tersebut menggambarkan, seperti yang diprediksi Ketua Umum AISI, Gunadi Sindhuwinata, penjualan sepeda motor tahun ini mencapai 5,7 juta, tidak akan meleset. Dibandingkan tahun lalu (6,2 juta unit), penurunan hanya 20 persen. Sebelumnya sempat diperkirakan, penjualan tahun ini akan turun sekitar 30 persen. No bad!

Honda versus Yamaha
Meski anggota AISI ada 7 merek, yaitu Honda, Kawasaki, Kanzen, Kymco, Piaggio, Suzuki dan Yamaha, hanya dua merek yang menguasai mayoritas pasar motor Indonesia, yaitu Honda dan Yamaha. Keduanya kalau digabungkan, selama 10 bulan ini, mencaplok 91,33 persen pangsa pasar sepeda motor Indonesia.

Honda 2.192.469 unit (45,86 persen) dan Yamaha 2.173.631 unit (45,47 persen). Sisanya, 414.702 unit dibagi 3 merek lain. Suzuki kebagian 361.792 unit atau 7,57 persen. Dua merek lainnya yang masih mencicipi adalah Kawasaki dan Kanzen, masing-masing 1,04 persen dan 0,07 persen. Sedangkan Kymco dan Piaggio dilaporkan nihil.

Dominasi Bebek
Berdasarkan kategori, bebek alias underbone, masih terbesar. Namun kini hanya tinggal 54,80 persen, semua menggunakan mesin menggunakan mesin 4-tak. Di kategori ini Honda masih berjaya, menguasai 1.351.860 unit, sedangkan Yamaha 1.014.098 unit.

Produsen dengan simbol tiga garpu tala, Yamaha, mendominasi kategori skuter dengan total penjualan 982.809 unit (melalui Mio). Honda dengan tiga versi produknya, Vario Techno, Vario dan Beat kebagian 673.644 unit. Lantas, Suzuki yang mengandalkan Spin, Skywave dan Skydrive memperoleh 100.934 unit. Total pangsa pasar skutik 36,76 persen dari seluruh kendaraan roda yang dipasarkan oleh anggota AISI di Indonesia.

Kategori sport hanya memperoleh pangsa 8,44 persen dengan komposisi, mesin 2 tak 0,51 persen dan 4-tak 7,93 persen. Pangsa sport jadi milik Yamaha, dengan total penjualan 176.724 unit, kompetitor terdekatnya Honda 166.965 unit.

Cukup menarik, kendati kecil, pada kategori ini, posisi ketiga, kini diduduki oleh Kawasaki dengan total penjualan mencapai 37.283 unit. Sedangkan Suzuki yang selama ini mengandalkan Thunder, kebagian 22.517 unit.

Kejar-kejaran
Penjualan dua merek yang sangat perkasa di arena pasar sepeda motor Indonesia, Honda dan Yamaha, sepanjang 2009 berlangsung sangat ketat, saling susul-menyusul. Honda unggul pada total penjualan Januari, Februari, Maret, Agustus, September dan Oktober. Sedangkan Yamaha pada April, Mei, Juni dan Juli.
Nah, agar kembali posisi depan, Yamaha sudah mempersiapkan senjata barunya untuk menarik hati konsumen Indonesia!

Peluang & resiko bisnis pakan ternak

PELUANG USAHA INDUSTRI PAKAN TERNAK
Jun.22, 2010 in Pengetahuan Umum, Umum, Usaha Perdagangan
Krisis moneter sejak 1997 sangat memukul industri peternakan khususnya unggas. Depresiasi rupiah tidak hanya mengakibatkan harga pakan melonjak secara tajam tetapi juga menurunkan permintaan akibat menurunnya daya beli masyarakat. Perusahaan kecil dan menengah hampir semua menghentikan produksinya, karena tidak mampu menaikkan nilai jual. Propinsi Jawa Barat, tidak kurang dari 30.000 peternak ayam ras mengalami kesulitan mengembangkan usaha. Kondisi tersebut memperlihatkan masih lemahnya sisi penyediaan pakan pada sistem agribisnis peternakan di Indonesia. Kemudahan pengadaan bahan baku pakan impor di masa lalu pada kenyataannya menyebabkan tidak diperhatikannya perencanaan pengembangan industri pakan dalam negeri.

Potensi pengembangan industri pakan dalam negeri dewasa ini cukup besar. Ketersediaan bahan baku semakin meningkat dengan meningkatnya program pengembangan tanaman pangan, seperti kedelai dan jagung. Disamping itu limbah tanaman pangan merupakan daya dukung kuat yang tidak dapat diabaikan. Potensi pasar di masa mendatang akan kembali terbuka. Permintaan komoditas ternak kembali menunjukkan peningkatan dengan mulai membaiknya perekonomian nasional. Disamping itu, peluang dalam pengembangan industri pakan juga sangat terbuka dengan semakin intensifnya sistem pemeliharaan ternak.
Wilayah Pulau Jawa dan Propinsi Lampung merupakan wilayah dengan potensi pengembangan yang tinggi. Faktor lokasi kedua wilayah tersebut sangat mendukung, karena wilayah tersebut merupakan sentra produksi pertanian dan sekaligus memiliki akses yang baik ke pusat konsumen. Propinsi Lampung sangat potensial dalam produksi jagung, sedangkan Pulau Jawa merupakan salah satu wilayah andalan dalam produksi pertanian pangan di Indonesia. Selain itu, wilayah tersebut juga merupakan pasar pakan potensial untuk produk pakan dan hasil ternak.
Merujuk pada potensi sumberdaya yang tersedia serta pengalaman krisis yang telah melumpuhkan industri peternakan yang telah dibangun, terutama untuk industri ayam ras, maka suatu hal yang seharusnya menjadi fokus perhatian dalam pembangunan sektor peternakan nasional adalah bagaimana membangun agribisnis peternakan yang tangguh. Agribisnis sebagai suatu sistem mengandung pengertian bahwa terdapat saling keterkaitan dan ketergantungan antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Oleh karena itu pembangunan sektor peternakan mulai dari industri hulu sampai industri hilir harus berlangsung secara simultan, sehingga kinerja agribisnis peternakan secara keseluruhan dapat optimal.
Pengembangan industri pakan sebagai subsistem hulu dari agribisnis peternakan harus menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan sektor peternakan nasional. Hal ini antara lain didasarkan pada pertimbangan bahwa pakan merupakan salah satu input utama dalam proses produksi peternakan serta menjadi komponen terbesar dalam struktur biaya produksi usahaternak (sekitar 70 %).
Peluang dan Ancaman Usaha Pakan Ternak
May.17, 2010 in Berita Ekonomi, Usaha Budidaya Peternakan
Peluang (Opportunities) : Lingkungan eksternal yang dihadapi perusahaan berupa peluang dan ancaman. Faktor peluang ini meliputi sebagai berikut.
1. Dukungan pemerintah pada agribisnis peternakan yang tidak hanya berhenti pada tingkat budidaya tetapi juga mendorong industri yang mempunyai keterkaitan ke belakang (backward linkage) dan keterkaitan ke depan (foreward linkage). Industri pakan ternak sangat penting peranannya dalam menunjang pembangunan peternakan unggas nasional. Kebijakan pemerintah yang menjadikan bahan baku pakan dan pakan menjadi komoditas strategis berimplikasi pada penghapusan pengenaan PPN 10% terhadap komoditas tersebut.
2. Perbaikan kondisi ekonomi makro. Adanya perbaikan perekonomian nasional yang diindikasikan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2000 yang semakin kuat memberikan harapan untuk berinvestasi dan berusaha kembali. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik, sub sektor peternakan yang merupakan pasar industri pakan nampak mengalami pemulihan dan pertumbuhan yang cukup signifikan.
3. Trend permintaan produk ayam ras yang cenderung meningkat yang ditunjukkan dengan semakin meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat akan produk-produk ayam ras.
4. Industri perunggasan semakin berkembang. Meningkatnya permintaan masyarakat terhadap produk peternakan dan semakin membaiknya perekonomian indonesia membuat industri perunggasan menjadi bergairah, sehingga memberikan peluang bagi berkembangnya industri pakan ternak.
5. Terdapatnya bahan baku alternatif yang cukup beragam, meskipun dalam volume yang masih terbatas.
Ancaman (Threat) : Faktor ancaman yang perlu diantisipasi oleh industri pakan adalah sebagai berikut.
1. Situasi politik dan keamanan dalam negeri yang masih rawan akan berdampak negatif pada jalannya bisnis pakan ternak. Selain faktor keamanan yang rawan kerusuhan juga dampak pada melemahnya nilai tukar yang mempengaruhi pembiayaan impor bahan baku.
2. Kesepakatan AFTA/NAFTA atau perdagangan bebas. Secara keseluruhan bisnis perunggasan belum siap menghadapi perdagangan bebas. Efektifitas dan efisiensi masih menjadi kendala untuk bersaing dengan industri luar negeri.
3. Fluktuasi nilai tukar mata uang yang berimplikasi pada pembiayaan impor bahan baku karena lebih kurang 80% bahan baku tersebut masih diimpor.

Kompetensi Industri Pakan Ayam
Jun.22, 2010 in Pengetahuan Umum, Umum, Usaha Budidaya Peternakan, Usaha Perdagangan
Potensi Pasar Indonesia
Dilihat dari sisi sosial budaya, Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta dan didominasi oleh penduduk yang menganut agama Islam, merupakan potensi pasar produk ternak unggas yang cukup besar. Hal ini disebabkan disamping tingkat konsumsi yang masih rendah, juga didukung oleh produk unggas (ayam) tidak dilarang oleh agama apapun untuk dikonsumsi. Tingkat konsumsi daging dan telur masyarakat Indonesia saat ini maih belum mencapai standar gizi yang dicanangkan, yaitu 3,4 kg untuk telur dan 10 kg untuk daging per tahun. Kondisi dan pola konsumsi daging dan telur yang masih mempunyai peluang untuk ditingkatkan, akan mendukung berkembangnya sektor budidaya dan pada akhirnya turut pula mendukung pertumbuhan sektor industri pakan ternak.
Dilihat dari sisi kekuatan tawar menawar, pemasok luar negeri cenderung mempunyai kekuatan yang lebih tinggi dibanding pemasok lokal. Hal ini disebabkan karena preferensi perusahaan pakan unggas terhadap bahan baku impor yang lebih tinggi dibanding terhadap bahan baku lokal. Bahan baku impor memiliki karakteristik lebih unggul dibanding bahan baku lokal, antara lain adalah kualitasnya yang seragam, harga beli yang baik dan kontinuitas pasokan yang terjamin. Berbeda halnya dengan bahan baku lokal yang memiliki kualitas yang relatif lebih rendah serta kontinuitas pasokan yang tidak terjamin. Kontinuitas pasokan menjadi sangat penting karena berpengaruh nyata terhadap kontinuitas pabrik. Kondisi pasokan bahan baku lokal yang musiman tidak dapat menjamin kesinambungan produksi perusahaan

Hiruk Pikuk Industri Pakan Ternak Jawa Timur

Poultryindonesia.com, Daerah. Kesan suram yang membayangi industri pakan ternak tahun 2005 dan 2006 tidak terlihat di Jawa Timur. Lihat saja, di penghujung tahun lalu, kelompok CJ Feed Indonesia justru membuka plant baru di Jombang. PMA yang lain, Malindo Feedmill ancang-ancang menambah kapasitas produksi di Jatim pula. Pengusaha setempat seperti Darwan dan Julius tak mau ketinggalan mengibarkan bendera feedmill juga.
Benarkah Jatim beda? Dengan produksi awal 20.000 ton per bulan, CJ Feed menargetkan berada di peringkat ketiga perusahaan pakan terbesar di Indonesia
dengan total produksi satu juta ton per tahun dari tiga pabriknya. Ekspansi perusahaan asing di jagat bisnis pakan nasional tentu sedikit banyak menerbitkan optimisme akan prospek industri ini.
Sebelumnya, Darwan Kiswandi melalui PT Seta Kencana Feedmill juga meluncurkan produk pakan komersil alias di jual ke khalayak. Dengan kapasitas terpasang 5.000 ton per bulan melalui pabriknya di Jombang, Setafeed yang tadinya dijual untuk kalangan sendiri mulai Juli lalu ikut meramaikan kancah pasar pakan ternak Jawa Timur.
Ada lagi Jayafeed yang konon dimiliki oleh pemain lama bisnis pakan, Julius Limantoro. Tak pelak, peta persaingan di poros Indonesia Timur ini pun kian ketat.
Menurut beberapa pemain pakan wilayah barat, iklim bisnis peternakan di Jawa Timur memang lebih sehat daripada di barat. Potensinya pun terbilang cukup besar karena akses ke wilayah Indonesia Timur yang lebih mudah. Beberapa pemain lokal yang ditemui ’PI’ juga mengisyaratkan optimismenya terhadap prospek industri pakan.
Darwan Kiswandi, misalnya, memandang industri pakan merupakan industri yang bisa dikatakan kalis dari kerugian.
“Kalau bukan karena salah urus, bisnis pakan ternak merupakan lini industri perunggasan yang tak kenal rugi,” ujar Darwan. Betapa tidak, pada saat harga bahan baku pakan atau dolar naik, harga pakan bisa dengan cepat menyesuaikan. Sebaliknya, saat harga bahan baku turun, tidak serta merta harga pakan diturunkan. Nanti kalau sudah ada peternak yang memprotes, baru pabrik pakan memberikan subsidi alias potongan harga.
Secara sederhana Darwan memberikan ilustrasi betapa kebalnya industri pakan dari kerugian. Ketika krisis ekonomi menghantam negeri ini tahun 1997 yang lalu, industri pakan justru banyak menyewa kandang untuk budidaya. Artinya feedmill berusaha untuk tetap produksi supaya tidak mem-PHK pegawainya. el/bm
Bisnis Pakan Ternak Bergelora
Oki Baren


INILAH.COM, Jakarta � Harga komoditi pangan yang terus melambung di pasar global ikut mendongkrak harga jual pakan unggas. Tapi, produsen pakan untuk tetap optimistis dan bersemangat memburu pertumbuhan pendapatan.
"Harga komoditi pangan seperti jagung dan kedelai di pasar global naik setidaknya 60%. Kenaikan harga jual produk pakan unggas masih akan terjadi karena kecenderungan haga bahan baku yang terus naik," ucap Wakil Presiden Direktur PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) T Thomas Effendy seusai RUPS perseroan, Selasa (17/6) di Jakarta.
Thomas mengatakan, rata-rata harga jual produk pakan unggas pada 2007 mencapai Rp 2.780 per kilogram. Per akhir Maret 2008, harga jualnya sudah melonjak menjadi Rp 3.900 per kilogram.
Guna memenuhi kebutuhan untuk konsumsi domestik, Indonesia mengimpor jagung 1,6 juta ton pada 2006. Impor jagung di 2007 turun menjadi 700 ribu ton. Tahun ini, Departemen Pertanian menargetkan tidak akan mengimpor jagung karena kebutuhan domestik sudah bisa disuplai oleh produk pertanian lokal.
"Kenaikan produktivitas pertanian jagung domestik bisa menolong kebutuhan perusahaan. Sebab, saat panen raya, harga jagung lokal biasanya lebih murah dibandingkan harga di pasar global. Ketersediaan pasokan jagung lokal sangat penting karena komposisinya 45-50% untuk total bahan baku pakan unggas," tandas Thomas.
Untuk menghemat harga pokok produksi, perseroan fokus untuk mengembangkan fasilitas penyimpanan dan pengeringan jagung di sejumlah pabrik pakan unggas (feed mill). Fasilitas itu akan bermanfaat ketika suplai jagung tengah melimpah.
"Adanya fasilitas pengeringan dan penyimpanan jagung di pabrik pakan unggas bisa memenuhi kebutuhan bahan baku untuk kurun waktu 3-4 bulan berikutnya," ujar Thomas.
Kendati harga komoditi pangan seperti jagung dan kedelai di pasar global terus melonjak, produsen pakan unggas tetap optimistis mampu mencapai target pertumbuhan penjualan. Pasalnya, kenaikan harga komoditi itu justru memperkuat fondasi perekonomian masyarakat petani di berbagai daerah seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Presdir CPIN Franciscus Affandy mengatakan, pihaknya sempat kewalahan akibat dampak kenaikan harga BBM. Utamanya, mengakibatkan penurunan daya beli konsumen.
Tapi, di sisi lain, harga komoditas pangan seperti kelapa sawit, karet, dan komoditi hasil pertambangan justru membaik. Hal itu tentu saja menguatkan perekonomian masyarakat di luar Jawa. Sebab, areal pertanian serta area pertambangan lebih terkonsentrasi di luar Jawa.
Untuk itu, CPIN mengalihkan target pangsa pasarnya ke luar Jawa, terutama di kawasan timur Indonesia. Adapun belanja modal (capital expenditure/Capex) yang digelontorkan untuk merealisasikan target perseroan di tahun ini mencapai Rp 350 miliar.
Tercatat 60% kebutuhan belanja modal akan dipenuhi dari internal perusahaan. Sisa 40% bersumber dari pinjaman US$ 125 juta melalui sindikasi perbankan dengan lead Citibank. Dana itu juga untuk refinancing obligasi perseroan senilai Rp 500 miliar yang akan jatuh tempo pada 2 Juli.
Dari total belanja modal itu, Rp 84 miliar di antaranya akan digunakan untuk pengembangan dua pabrik pakan unggas. Rinciannya, Rp 30 miliar untuk memperluas kapasitas produksi pabrik pakan unggas yang beroperasi di Lampung. Sedangkan Rp 54 miliar selebihnya dialokasikan untuk membangun pabrik pakan unggas baru di Makassar, Sulawesi Selatan.
Kapasitas pabrik yang akan dibangun itu masing-masing 300 ribu ton per tahun. Proyek di kedua pabrik itu diharapkan rampung tahun ini. Penuntasan proyek pengembangan kedua pabrik itu akan meningkatkan kapasitas produksi perseroan dari 3,7 juta ton menjadi lebih dari 4 juta ton.
Kini, perusahaan sudah mengoperasikan lima pabrik, yakni Semarang, Balaraja (Tangerang), Sidoarjo, Krian, dan Medan. "Persiapan pabrik di Lampung sudah dalam tahap akuisisi tanah," ucap Franciscus.
Dari data per kuartal I 2008, produk pakan unggas CPIN menguasai 50% pangsa pasar domestik. Produk lain seperti daging ayam olahan (proceed chicken) menguasai 72% pasar, anak ayam (day old chicken/DOC) 36%.
Pada 2007, angka penjualan anak ayam (DOC) mencapai 480 juta ekor, daging ayam olahan 28.687 ton, dan 2,1 juta ton pakan ayam. Tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan angka penjualan 50% untuk produk daging ayam olahan, 20% untuk DOC, dan 2,3 juta ton penjualan pakan ayam


Peluang Bisnis Ternak

Ternak-ternak dipelihara untuk dimanfaatkan tenaga/diambil hasilnya dengan cara mengembangbiakkannya sehingga dapat meningkatkan pendapatan para petani. Agar ternak peliharaan tumbuh sehat dan kuat, sangat diperlukan pemberian pakan. Pakan memiliki peranan penting bagi ternak, baik untuk pertumbuhan ternak muda maupun untuk mempertahankan hidup dan menghasilkan produk (susu, anak, daging) serta tenaga bagi ternak dewasa. Fungsi lain dari pakan adalah untuk memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan. Agar ternak tumbuh sesuai dengan yang diharapkan, jenis pakan yang diberikan pada ternak harus bermutu baik dan dalam jumlah cukup. Pakan yang sering diberikan pada ternak kerja antara lain berupa: hijauan dan konsentrat (makanan penguat).


I. SENTRA PERIKANAN

Selama ini produksi pakan ikan alami dilakukan oleh pengusaha pembenihan ikan/udang dalam satu unit pembenihan, atau oleh Balai Budidaya milik Pemerintah. Sementara ini sentra produksi pakan ikan buatan berada di Pulau Jawa.


II. JENIS

1) Hijauan Segar
Hijauan segar adalah semua bahan pakan yang diberikan kepada ternak dalam bentuk segar, baik yang dipotong terlebih dahulu (oleh manusia) maupun yang tidak (disengut langsung oleh ternak). Hijauan segar umumnya terdiri atas daun-daunan yang berasal dari rumput-rumputan, tanaman bijibijian / jenis kacang-kacangan.

Rumput-rumputan merupakan hijauan segar yang sangat disukai ternak, mudah diperoleh karena memiliki kemampuan tumbuh tinggi, terutama di daerah tropis meskipun sering dipotong/disengut langsung oleh ternak sehingga menguntungkan para peternak/pengelola ternak. Hijauan banyak mengandung karbohidrat dalam bentuk gula sederhana, pati dan fruktosa yang sangat berperan dalam menghasilkan energi.

a. Rumput-rumputan
Rumput Gajah (Pennisetum purpureum), rumput Benggala (Penicum maximum), rumput Setaria (Setaria sphacelata), rumput Brachiaria (Brachiaria decumbens), rumput Mexico (Euchlena mexicana) dan rumput lapangan yang tumbuh secara liar.

b. Kacang-kacangan: lamtoro (Leucaena leucocephala), stylo (Sty-losantes guyanensis), centro (Centrocema pubescens), Pueraria phaseoloides, Calopogonium muconoides dan jenis kacang-kacangan lain.

c. Daun-daunan: daun nangka, daun pisang, daun turi, daun petai cina dll.

2) Jerami dan hijauan kering
Termasuk kedalam kelompok ini adalah semua jenis jerami dan hijauan pakan ternak yang sudah dipotong dan dikeringkan. Kandungan serat kasarnya lebih dari 18% (jerami, hay dan kulit biji kacang-kacangan).

3) Silase
Silase adalah hijauan pakan ternak yang disimpan dalam bentuk segar biasanya berasal dari tanaman sebangsa padi-padian dan rumput-rumputan.

4) Konsentrat (pakan penguat)
Contoh: dedak padi, jagung giling, bungkil kelapa, garam dan mineral.


III. MANFAAT

1) Sumber energi

Termasuk dalam golongan ini adalah semua bahan pakan ternak yang kandungan protein kasarnya kurang dari 20%, dengan konsentrasi serat kasar di bawah 18%. Berdasarkan jenisnya, bahan pakan sumber energi dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu:
a. Kelompok serealia/biji-bijian (jagung, gandum, sorgum)
b. Kelompok hasil sampingan serealia (limbah penggilingan)
c. Kelompok umbi (ketela rambat, ketela pohon dan hasil sampingannya)
d. Kelompok hijauan yang terdiri dari beberapa macam rumput (rumput gajah, rumput benggala dan rumput setaria).

2) Sumber protein

Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang mempunyai kandungan protein minimal 20% (berasal dari hewan/tanaman).

Golongan ini dibedakan menjadi 3 kelompok:
a. Kelompok hijauan sebagai sisa hasil pertanian yang terdiri atas jenis daun-daunan sebagai hasil sampingan (daun nangka, daun pisang, daun ketela rambat, ganggang dan bungkil)
b. Kelompok hijauan yang sengaja ditanam, misalnya lamtoro, turi kaliandra, gamal dan sentero.
c. Kelompok bahan yang dihasilkan dari hewan (tepung ikan, tepung tulang dan sebagainya).

3) Sumber vitamin dan mineral

Hampir semua bahan pakan ternak, baik yang berasal dari tanaman maupun hewan, mengandung beberapa vitamin dan mineral dengan konsentrasi sangat bervariasi tergantung pada tingkat pemanenan, umur, pengolahan, penyimpanan, jenis dan bagian-bagiannya (biji, daun dan batang). Disamping itu beberapa perlakuan seperti pemanasan, oksidasi dan penyimpanan terhadap bahan pakan akan mempengaruhi konsentrasi kandungan vitamin dan mineralnya.

Saat ini bahan-bahan pakan sebagai sumber vitamin dan mineral sudah tersedia di pasaran bebas yang dikemas khusus dalam rupa bahan olahan yang siap digunakan sebagai campuran pakan, misalnya premix, kapur, Ca2PO4 dan beberapa mineral.


IV. PEDOMAN TEKNIS PEMBUATAN/PENGOLAHAN

IV.1. Kebutuhan Pakan

Kebutuhan ternak terhadap pakan dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap nutrisi. Jumlah kebutuhan nutrisi setiap harinya sangat bergantung pada jenis ternak, umur, fase (pertumbuhan, dewasa, bunting, menyusui), kondisi tubuh (normal, sakit) dan lingkungan tempat hidupnya (temperatur, kelembaban nisbi udara) serta bobot badannya. Maka, setiap ekor ternak yang berbeda kondisinya membutuhkan pakan yang berbeda pula.

Rekomendasi yang diberikan oleh Badan Penelitian Internasional (National Research Council) mengenai standardisasi kebutuhan ternak terhadap pakan dinyatakan dengan angka-angka kebutuhan nutrisi ternak ruminansia. Rekomendasi tersebut dapat digunakan sebagai patokan untuk menentukan kebutuhan nutrisi ternak ruminansia, yang akan dipenuhi oleh bahan-bahan pakan yang sesuai/bahan-bahan pakan yang mudah diperoleh di lapangan.


IV.2. Konsumsi Pakan

Ternak ruminansia yang normal (tidak dalam keadaan sakit/sedang berproduksi), mengkonsumsi pakan dalam jumlah yang terbatas sesuai dengan kebutuhannya untuk mencukupi hidup pokok. Kemudian sejalan dengan pertumbuhan, perkembangan kondisi serta tingkat produksi yang dihasilkannya, konsumsi pakannya pun akan meningkat pula.

Tinggi rendah konsumsi pakan pada ternak ruminansia sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal (lingkungan) dan faktor internal (kondisi ternak itu sendiri).

a) Temperatur Lingkungan
Ternak ruminansia dalam kehidupannya menghendaki temperatur lingkungan yang sesuai dengan kehidupannya, baik dalam keadaan sedang berproduksi maupun tidak. Kondisi lingkungan tersebut sangat bervariasi dan erat kaitannya dengan kondisi ternak yang bersangkutan yang meliputi jenis ternak, umur, tingkat kegemukan, bobot badan, keadaan penutup tubuh (kulit, bulu), tingkat produksi dan tingkat kehilangan panas tubuhnya akibat pengaruh lingkungan.

Apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan hidupnya, maka akan terjadi pula perubahan konsumsi pakannya. Konsumsi pakan ternak biasanya menurun sejalan dengan kenaikan temperatur lingkungan. Makin tinggi temperatur lingkungan hidupnya, maka tubuh ternak akan terjadi kelebihan panas, sehingga kebutuhan terhadap pakan akan turun. Sebaliknya, pada temperatur lingkungan yang lebih rendah, ternak akan membutuhkan pakan karena ternak membutuhkan tambahan panas. Pengaturan panas tubuh dan pembuangannya pada keadaan kelebihan panas dilakukan ternak dengan cara radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi.

b) Palatabilitas
Palatabilitas merupakan sifat performansi bahan-bahan pakan sebagai akibat dari keadaan fisik dan kimiawi yang dimiliki oleh bahan-bahan pakan yang dicerminkan oleh organoleptiknya seperti kenampakan, bau, rasa (hambar, asin, manis, pahit), tekstur dan temperaturnya. Hal inilah yang menumbuhkan daya tarik dan merangsang ternak untuk mengkonsumsinya.

Ternak ruminansia lebih menyukai pakan rasa manis dan hambar daripada asin/pahit. Mereka juga lebih menyukai rumput segar bertekstur baik dan mengandung unsur nitrogen (N) dan fosfor (P) lebih tinggi.

c) Selera
Selera sangat bersifat internal, tetapi erat kaitannya dengan keadaan “lapar”. Pada ternak ruminansia, selera merangsang pusat saraf (hyphotalamus) yang menstimulasi keadaan lapar. Ternak akan berusaha mengatasi kondisi ini dengan cara mengkonsumsi pakan. Dalam hal ini, kadang-kadang terjadi kelebihan konsumsi (overat) yang membahayakan ternak itu sendiri.

d) Status fisiologi
Status fisiologi ternak ruminansia seperti umur, jenis kelamin, kondisi tubuh (misalnya bunting atau dalam keadaan sakit) sangat mempengaruhi konsumsi pakannya.

e) Konsentrasi Nutrisi
Konsentrasi nutrisi yang sangat berpengaruh terhadap konsumsi pakan adalah konsentrasi energi yang terkandung di dalam pakan. Konsentrasi energi pakan ini berbanding terbalik dengan tingkat konsumsinya. Makin tinggi konsentrasi energi di dalam pakan, maka jumlah konsumsinya akan menurun. Sebaliknya, konsumsi pakan akan meningkat jika konsentrasi energi yang dikandung pakan rendah.

f) Bentuk Pakan
Ternak ruminansia lebih menyukai pakan bentuk butiran (hijauan yang dibuat pellet atau dipotong) daripada hijauan yang diberikan seutuhnya. Hal ini berkaitan erat dengan ukuran partikel yang lebih mudah dikonsumsi dan dicerna. Oleh karena itu, rumput yang diberikan sebaiknya dipotong-potong menjadi partikel yang lebih kecil dengan ukuran 3-5 cm.

g) Bobot Tubuh
Bobot tubuh ternak berbanding lurus dengan tingkat konsumsi pakannya. Makin tinggi bobot tubuh, makin tinggi pula tingkat konsumsi terhadap pakan. Meskipun demikian, kita perlu mengetahui satuan keseragaman berat badan ternak yang sangat bervariasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengestimasi berat badannya, kemudian dikonversikan menjadi “berat badan metabolis” yang merupakan bobot tubuh ternak tersebut.

Berat badan ternak dapat diketahui dengan alat timbang. Dalam praktek di lapangan, berat badan ternak dapat diukur dengan cara mengukur panjang badan dan lingkar dadanya. Kemudian berat badan diukur dengan menggunakan formula:

Berat badan = Panjang badan (inci) x Lingkar Dada2 (inci) / 661

Berat badan metabolis (bobot tubuh) dapat dihitung dengan cara meningkatkan berat badan dengan nilai 0,75.
Berat Badan Metabolis = (Berat Badan)0,75

h) Produksi
Ternak ruminansia, produksi dapat berupa pertambahan berat badan (ternak potong), air susu (ternak perah), tenaga (ternak kerja) atau kulit dan bulu/wol. Makin tinggi produk yang dihasilkan, makin tinggi pula kebutuhannya terhadap pakan. Apabila jumlah pakan yang dikonsumsi (disediakan) lebih rendah daripada kebutuhannya, ternak akan kehilangan berat badannya (terutama selama masa puncak produksi) di samping performansi produksinya tidak optimal.


IV.3. Kandungan Nutrisi Pakan Ternak

Setiap bahan pakan atau pakan ternak, baik yang sengaja kita berikan kepada ternak maupun yang diperolehnya sendiri, mengandung unsur-unsur nutrisi yang konsentrasinya sangat bervariasi, tergantung pada jenis, macam dan keadaan bahan pakan tersebut yang secara kompak akan mempengaruhi tekstur dan strukturnya. Unsur nutrisi yang terkandung di dalam bahan pakan secara umum terdiri atas air, mineral, protein, lemak, karbohidrat dan vitamin.

Setelah dikonsumsi oleh ternak, setiap unsur nutrisi berperan sesuai dengan fungsinya terhadap tubuh ternak untuk mempertahankan hidup dan berproduksi secara normal. Unsur-unsur nutrisi tersebut dapat diketahui melalui proses analisis terhadap bahan pakan yang dilakukan di laboratorium. Analisis itu dikenal dengan istilah “analisis proksimat”.


IV.4. Peralatan Pembuatan Pakan Ternak

1) Macam-Macam Silo
Silo dapat dibuat dengan berbagai macam bentuk tergantung pada lokasi, kapasitas, bahan yang digunakan dan luas areal yang tersedia. Beberapa silo yang sudah dikenal adalah:
a. Pit Silo: silo yang dirancang berbentuk silindris (seperti sumur) dan di bangun di dalam tanah.
b. Trech Silo: silo yang dibangun berupa parit dengan struktur membentuk huruf V.
c. Fench Silo: silo yang bentuknya menyerupai pagar atau sekat yang terbuat dari bambu atau kayu.
d. Tower Silo: silo yang dirancang membentuk sebuah menara menjulang ke atas yang bagian atasnya tertutup rapat.
e. Box Silo: silo yang rancangannya berbentuk seperti kotak.

2) Cara Memformulasi Pakan
Dalam memformulasikan penyusunan ransum atau pakan, perlu menggunakan Tabel Patokan Kebutuhan Nutrisi. Sebagai contoh kebutuhan nutrisi dalam penyusunan ransum bagi sapi perah adalah sebagai berikut :

Sapi perah betina muda berat 350 kg, satu setengah bulan menjelang beranak(melahirkan pada umur 36 bulan), membutuhkan pakan dengan kandungan nutrisi sebagai berikut:
a. Kebutuhan hidup pokok dan reproduksi: Bahan Kering=6,4 Kg, ME=13 Mcal, Protein=570 gram, mineral=37 kg.
b. Laktasi I: Bahan Kering=1,0 Kg, ME=2,02 Mcal, Protein=93,6 gram, Mineral=5 kg.
c. Sehingga jumlah Bahan Kering=7,4 kg, ME=15,02 kg, Protein=663,6 gram, Mineral=42 gram.

Dari kebutuhan nutrisi tersebut, kebutuhan pakannya dapat diformulasikan dengan suatu metode. Misalnya bahan-bahan pakan yang tersedia adalah:
a. Rumput gajah: Bahan Kering=16%, ME=0,33 Mcal, Protein=1,8 gram%BK, Mineral=2,5 gram%BK
b. Rumput Kedele: Bahan Kering=93,5%, ME=3,44 Mcal, Protein=44,9 gram%BK, Mineral=6,3 gram%BK
c. Bungkil kelapa: Bahan Kering=86%, ME=2,86 Mcal, Protein=18,6 gram%BK, Mineral=5,5 gram%BK

Rumput gajah akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan kering sebanyak 80%= 80/100X7,4 kg = 5,92 kg BK.

Maka kandungan protein yang sudah dapat dipenuhi rumput adalah : sebanyak = 1,8/100 X 5,92 kg = 106,56 gram protein.

Kekurangan:
Bahan kering = 7,4 - 5,92 kg = 1,48 kg
Protein = (663,6 - 106,56) gram = 557,04 kg atau 557,04/1480 X 100% = 37,64%.
Bungkil kedelai akan memenuhi kekurangan tersebut sejumlah: 19,04/26,3 X 1,48 kg = 1,07 kg BK.
Bungkil kelapa akan memenuhi kekurangan tersebut sejumlah: 7,26/26,3 X 1,48 kg = 0,41 kg BK.

Jadi, jumlah bahan pakan segar yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan ternak dengan kondisi tersebut di atas adalah:
Rumput gajah = 5,92 X 100/16 kg = 37 kg
Bungkil kedelai = 1,07 X 100/93,5 kg = 1,14 kg
Bungkil kelapa = 0,41 X 100/86 kg = 0,48 kg.

3) Teknologi Pakan
Teknologi pakan ternak ruminansia meliputi kegiatan pengolahan bahan pakan yang bertujuan meningkatkan kualitas nutrisi, meningkatkan daya cerna dan memperpanjang masa simpan. Sering juga dilakukan dengan tujuan untuk mengubah limbah pertanian yang kurang berguna menjadi produk yang berdaya guna.

Pengolahan bahan pakan yang dilakukan secara fisik (pemotongan rumput sebelum diberikan pada ternak) akan memberi kemudahan bagi ternak yang mengkonsumsinya. Pengolahan secara kimiawi (dengan menambah beberapa bahan kimia pada bahan pakan agar dinding sel tanaman yang semula berstruktur sangat keras berubah menjadi lunak sehingga memudahkan mikroba yang hidup di dalam rumen untuk mencernanya. Banyak teknik pengolahan telah dilakukan di negara-negara beriklim subtropis dan tropis, akan tetapi sering menyebabkan pakan menjadi tidak ekonomis dan masih memerlukan teknik-teknik untuk memodifikasinya, terutama dalam penerapannya di tingkat peternak.

Beberapa teknik pengolahan bahan pakan yang mudah dilakukan di lapangan adalah:

a) Pembuatan Hay

Hay adalah tanaman hijauan pakan ternak, berupa rumput-rumputan / leguminosa yang disimpan dalam bentuk kering berkadar air: 20-30%. Pembuatan Hay bertujuan untuk menyeragamkan waktu panen agar tidak mengganggu pertumbuhan pada periode berikutnya, sebab tanaman yang seragam akan memilik daya cerna yang lebih tinggi. Tujuan khusus pembuatan Hay adalah agar tanaman hijauan (pada waktu panen yang berlebihan) dapat disimpan untuk jangka waktu tertentu sehingga dapat mengatasi kesulitan dalam mendapatkan pakan hijauan pada musim kemarau.

Ada 2 metode pembuatan Hay yang dapat diterapkan yaitu:

1) Metode Hamparan
Merupakan metode sederhana, dilakukan dengan cara meghamparkan hijauan yang sudah dipotong di lapangan terbuka di bawah sinar matahari. Setiap hari hamparan di balik-balik hingga kering. Hay yang dibuat dengan cara ini biasanya memiliki kadar air: 20 - 30% (tanda: warna kecoklat-coklatan).

2) Metode Pod
Dilakukan dengan menggunakan semacam rak sebagai tempat menyimpan hijauan yang telah dijemur selama 1 - 3 hari (kadar air ± 50%). Hijauan yang akan diolah harus dipanen saat menjelang berbunga (berkadar protein tinggi, serat kasar dan kandungan air optimal), sehingga hay yang diperoleh tidak berjamur (tidak berwarna “gosong”) yang akan menyebabkan turunnya palatabilitas dan kualitas.


b) Pembuatan Silase

Silase adalah bahan pakan ternak berupa hijauan (rumput-rumputan atau leguminosa) yang disimpan dalam bentuk segar mengalami proses ensilase. Pembuatan silase bertujuan mengatasi kekurangan pakan di musim kemarau atau ketika penggembalaan ternak tidak mungkin dilakukan.

Prinsip utama pembuatan silase:
1. menghentikan pernafasan dan penguapan sel-sel tanaman.
2. mengubah karbohidrat menjadi asam laktat melalui proses fermentasi kedap udara.
3. menahan aktivitas enzim dan bakteri pembusuk.

Pembuatan silase pada temperatur 27-35 derajat C., menghasilkan kualitas yang sangat baik. Hal tersebut dapat diketahui secara organoleptik, yakni:
1. mempunyai tekstur segar
2. berwarna kehijau-hijauan
3. tidak berbau
4. disukai ternak
5. tidak berjamur
6. tidak menggumpal

Beberapa metode dalam pembuatan silase:

1. Metode Pemotongan
- Hijauan dipotong-potong dahulu, ukuran 3-5 cm.
- Dimasukkan kedalam lubang galian (silo) beralas plastik.
- Tumpukan hijauan dipadatkan (diinjak-injak).
- Tutup dengan plastik dan tanah.

2. Metode Pencampuran
Hijauan dicampur bahan lain dahulu sebelum dipadatkan (bertujuan untuk mempercepat fermentasi, mencegah tumbuh jamur dan bakteri pembusuk, meningkatkan tekanan osmosis sel-sel hijauan. Bahan campuran dapat berupa: asam-asam organik (asam formiat, asam sulfat, asam klorida, asam propionat), molases/tetes, garam, dedak padi, menir /onggok dengan dosis per ton hijauan sebagai berikut:
- asam organik: 4-6kg
- molases/tetes: 40kg
- garam : 30kg
- dedak padi: 40kg
- menir: 35kg
- onggok: 30kg

Pemberian bahan tambahan tersebut harus dilakukan secara merata ke seluruh hijauan yang akan diproses. Apabila menggunakan molases/tetes lakukan secara bertahap dengan perbandingan 2 bagian pada tumpukan hijauan di lapisan bawah, 3 bagian pada lapisan tengah dan 5 bagian pada lapisan atas agar terjadi pencampuran yang merata.


3. Metode Pelayuan
- Hijauan dilayukan dahulu selama 2 hari (kandungan bahan kering 40% - 50%.
- Lakukan seperti metode pemotongan


c) Amoniasi

Amoniasi merupakan proses perlakuan terhadap bahan pakan limbah pertanian (jerami) dengan penambahan bahan kimia: kaustik soda (NaOH), sodium hidroksida (KOH) atau urea (CO(NH2)2.

Proses amoniasi dapat menggunakan urea sebagai bahan kimia agar biayanya murah serta untuk menghindari polusi. Jumlah urea yang diperlukan dalam proses amoniasi: 4 kg/100 kg jerami. Bahan lain yang ditambahkan yaitu : air sebagai pelarut (1 liter air/1 kg jerami).


d) Pakan Pemacu

Merupakan sejenis pakan yang berperan sebagai pemacu pertumbuhan dan peningkatan populasi mikroba di dalam rumen, sehingga dapat merangsang penambahan jumlah konsumsi serat kasar yang akan
meningkatkan produksi.

Molases sebagai bahan dasar pakan pemacu merupakan bahan pakan yang dapat difermentasi dan mengandung beberapa mineral penting. Dapat memperbaiki formula menjadi lebih kompak, mengandung energi cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan palatabilitas serta citarasa. Urea merupakan bahan pakan sumber nitrogen yang dapat difermentasi.

Setiap kilogram urea mempunyai nilai yang setara dengan 2,88 kg protein kasar (6,25X46%). Dalam proporsi tertentu mempunyai dampak positif terhadap peningkatan konsumsi serat kasar dan daya cerna.

1. Proses Pembuatan
Dilakukan dalam suasana hangat dan bertahap :
- Molases (29% dari total formula) dipanaskan pada suhu ± 50o C.
- Buat campuran I (tapioka 16%, dedak padi 18%, bungkil kedelai 13%).
- Buat campuran II (urea: 5%, kapur 4%, garam 9%).
- Buat campuran III (tepung tulang 5% dan mineral 1%).
- Buat campuran IV dari campuran I, II, III yang diaduk merata.
- Masukkan campuran IV sedikit sedikit ke dalam molases, diaduk hingga merata (±15 menit).
- Masukkan dalam mangkok/cetakan kayu beralas plastik dan padatkan.
- Simpan di tempat teduh dan kering.

2. Kualitas Nutrisi
Hasil analisis proksimat, pakan pamacu yang dibuat dengan formulasi tersebut mempunyai nilai nutrisi sebagai berikut: Energi 1856 Kcal, protein 24%, kalsium 2,83% dan fosfor 0,5%.

3. Jumlah dan Metode Pemberian
Pemberian pakan pamacu dapat meningkatkan konsentrasi amonia dalam rumen dari (60-100) mgr/liter menjadi 150-250 mgr/liter. Jumlah pemberian pakan pemacu disesuaikan dengan jenis dan berat badan ternak. Untuk ternak ruminansia kecil (domba/kambing) maksimum 4 gram untuk setiap berat badan. Untuk ternak ruminansia besar (sapi) 2 gram untuk setiap berat badan dan 3,8 gram untuk kerbau. Pemberian pakan pemacu sangat cocok bagi ternak ruminansia yang digembalakan dan diberi sisa tanaman pangan seperti jerami atau bahan pakan berkadar protein rendah.


e) Pakan Penguat

Pakan penguat atau konsentrat yang berbentuk seperti tepung adalah sejenis pakan komplet yang dibuat khusus untuk meningkatkan produksi dan berperan sebagai penguat. Mudah dicerna, karena terbuat dari campuran beberapa bahan pakan sumber energi (biji-bijian, sumber protein jenis bungkil, kacang-kacangan, vitamin dan mineral). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan pakan penguat:

1. Ketersediaan Harga Satuan Bahan Pakan
Beberapa bahan pakan mudah diperoleh di suatu daerah, dengan harga bervariasi, sedang di beberapa daerah lain sulit didapat. Harga perunit bahan pakan sangat berbeda antara satu daerah dan daerah lain, sehingga keseragaman harga per unit nutrisi (bukan harga per unit berat) perlu dihitung terlebih dahulu.

2. Standar kualitas Pakan Penguat
Kualitas pakan penguat dinyatakan dengan nilai nutrisi yang dikandungnya terutama kandungan energi dan potein. Sebagai pedoman, setiap Kg pakan penguat harus mengandung minimal 2500 Kcal energi dan 17% protein, serat kasar 12%.

3. Metode dan Teknik Pembuatan
Metode formulasi untuk pakan penguat adalah metode simultan, metode segiempat bertingkat, metode aljabar, metode konstan kontrol, metode ekuasi atau metode grafik.

4. Prosedur Memformulasi
- Buat daftar bahan pakan yang akan digunakan, kandungan nutrisinya (energi, potein), harga per unit berat, harga per unit energi dan harga per unit protein.
- Tentukan standar kualitas nutrisi pakan penguat yang akan dibuat.
- Memformulasi, dilakukan pada form formulasi.
- Tentukan sebanyak 2% (pada kolom %) bahan pakan sebagai sumber vitamin dan mineral.
- Tentukan sebanyak 30% bahan pakan yang mempunyai kandungan energi lebih tinggi daripada kandungan energi pakan penguat, tetapi harga per unit energinya yang paling murah (dapat digunakan lebih dari 1 macam bahan pakan).
- Tentukan sebanyak 18% bahan pakan yang mempunyai kandungan protein lebih tinggi daripada kandungan protein pakan penguat, tetapi harga per unit proteinnya paling murah.
- Jumlahkan (% bahan, Kcal energi, % protein dan harganya), maka 50% formula sudah diperoleh.
- Lakukan pengecekan kualitas dengan membandingkan kualitas nutrisi %0% formula dengan kualitas nutrisi 50% pakan penguat.


V. PELUANG AGRIBISNIS

Pakan mengambil 70% dari total biaya produksi peternakan, sehingga tetap menjadi aktual untuk dijadikan suatu bisnis yang sangat cerah. Salah satu yang memungkinkan proses agroindutri yang akan menjadi peluang bisnis yang bagus yaitu mewujudkan industri pakan blok. Selain dari pada itu telah banyak dilakukan penelitian terapan dibidang pakan blok yang sangat mungkin dikembangkan.

Peluang & resiko bisnis perikanan

Kredit Perikanan Kurang Diperhatikan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Perbankan dinilai kurang memberikan perhatian pada sektor perikanan. Pada tahun 2009, porsi kredit perikanan hanya sebesar 0,23 dari total kredit yang disalurkan perbankan. Sementara sumbangan sektor ini terhadap produk domestik bruto mencapai 3,5 persen.
"Porsi kredit kepada sektor perikanan tidak seimbang dibandingkan kontribusinya pada perekonomian," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad seusai penandatanganan nota kesepahaman dengan Bank Indonesia di Jakarta, 22 April 2010.

Jumlah kredit perikanan sepanjang tahun 2009 sebesar Rp 3,3 triliun. Sebagian besar, sekitar Rp 2,1 triliun, merupakan kredit untuk usaha kecil dan menengah. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp 2,7 triliun. Meski diakuinya, seiring dengan meningkatnya jumlah kredit, rasio kredit seret turut terkerek.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Budi Rohadi mengatakan kredit seret atau Non Performing Loan sektor perikanan pada 2008 mencapai 11,02 persen dan meningkat menjadi 11,76 persen pada 2009. Nilai tersebut termasuk sangat tinggi dibandingkan risiko sektor lain yang maksimal hanya 5 persen.

"Tingginya risiko ini membuat perbankan enggan memberikan kredit," ujar Budi. Menurutnya Budi, tingkat kesadaran nelayan untuk membayar kembali utangnya masih rendah.

Sebagai upaya meningkatkan porsi kredit di sektor ini, Bank Indonesia dan Kementrian Kelautan dan Perikanan mendorong penyaluran kredit pada bidang budidaya perikanan. Kredit budidaya dianggap berisiko lebih rendah karena letak budidaya ikan lebih mudah dipantau daripada sektor perikananan tangkap.

Kredit tersebut akan diberikan dengan jaminan yang berasal dari Kementrian. "Bank Indonesia akan membentuk unit usaha di setiap kantor Bank Indonesia untuk memfasilitasi pertemuan antara bankir dengan pengusaha perikanan," kata Budi.

Salah satu bank yang memberikan kredit bagi sektor perikanan adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Hingga Maret 2010, BRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp 975,1 miliar. Meski porsinya besar dalam kredit perikanan, namun jumlah ini hanya sebagian kecil dari total kredit BRI yang mencapai lebih dari Rp 200 triliun.

Menurut Direktur BRI Bambang Soepono, ada beberapa hal yang masih menjadi kendala penyaluran kredit perikanan. Antara lain belum adanya jaminan, dan risiko yang tinggi.
Kamis, 22 April 2010 | 16:24 WIB
Peluang Usaha Perikanan Gurame
Usaha perikanan banyak memberikan pendapatan bagi masyarakat meski awalnya sering dipandang sebelah mata. Sebagai salah satu pendukung kebutuhan pangan dan kehidupan yang bergizi, ikan memberikan asupan gizi yang cukup sehingga banyak orang kini mengkonsumsinya. Apalagi dalam membudidayakannya telah banyak mengalami kemajuan sehingga untuk mengembangkan usaha ini banyak mendapat menarik minat dan perhatian dari berbagai pihak.
Hal inilah yang dialami oleh Wiwid bersama Bambang yang merintis usaha perikanan di Desa Jambidan Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul. Melihat banyaknya tenaga kerja produktif di desanya berbondong-bondong mencari kerja, mereka tertantang untuk membuktikan bahwa perikanan bias memberikan penghidupan.
Sehingga pada tahun 1998 mereka mencoba untuk membudidayakan lele dan memperoleh hasil yang cukup bagus. Mereka berdua memulai usaha ini hanya berbekal modal Rp50.000,- dan hingga saat ini usaha ini telah manjadi sentra proyek percontohan tingkat nasional. Melihat hasil yang cukup menjanjikan, banyak masyarakat sekitar tertarik untuk mengembangkannya, apalagi saat itu krisis moneter sedang melanda.
Pendirian Kelompok Usaha Tani
Melihat banyaknya minat dari masyarakat sekitar,Wiwid dan Bambang ditambah Heru mendirikan kelompok tani ikan. Dengan berdirinya kelompok tani ini diharapkan;
1. Menambah motivasi untuk terus maju
2. Mendapatkan ilmu yang bermanfaat untuk mengembangkan usaha ini
3. Menjaga kekompakan
4. Mempunyai visi yang sama dalam pengembangannya, termasuk dalam penerapan standar harga
Mereka mengumpulkan petani-petani ikan di desa tersebut dan mendirikan kelompok tani Mino Raharjo dimana saat peresmiannya mendatangkan petugas PPL Kecamatan dan Dinas Koperasi.
Dengan berjalannya waktu, banyak petani yang ingin bergabung dengan kelompok tersebut. Untuk menjaga efektifitas, kelompok tani tersebut membatasi jumlah anggotanya 30 orang. Sedangkan sisanya mereka fasilitasi sehingga terbentuk kelompok-kelompok baru yang mencapai 4 kelompok tani di desa Jambidan.
Masing-masing kelompok mempunyai agenda sendiri-sendiri. Prestasi yang pernah diraih antara lain menjadi proyek percontohan gurame tingkat nasional dan model pendanaan tingkat nasional sebesar Rp 900juta. Selain itu juga, beberapa LSM dan lembaga-lembaga resmi lain diantaranya UNDP, menggandeng mereka dalam mengembangkan usaha ini.
Semakin berkembangnya usaha tersebut, kelompok tani ini mencoba menciptakan diversifikasi produk. Pada awalnya pembibitan lele kemudian mereka mencoba pembibitan gurame. Setelah melewati beberapa waktu ternyata hasil dari pembibitan gurame lebih bagus dibanding pembibitan lele.
Mulai saat itulah mereka fokus untuk mengembangkan budidaya gurame sehingga saat ini mereka lebih dikenal dengan sentra budidaya gurame. Dalam pembudidayaan ini, mereka tidak fokus dalam pemijahan. Mayoritas petani fokus pada penetasan telur dan pembesaran.
Mereka membeli benih telur gurame seharga Rp30,- per ekor dan telur-telur ini mereka peroleh dari petani ikan di desa tersebut dan sekkota-kota sekitarnya. Produk yang dihasilkan petani ikan di kelompok tersebut berbeda-beda. Ada yang fokus hanya menyediakan telur ikan, ada yang fokus menyediakan bibit ikan usia 1 bulan, bibit usia 2 – 4 bulan sampai dengan bibit seukuran bungkus rokok atau berat 5 ons. Jika dirata-rata, kelompok tani tersebut bisa menghasilkan 2,5juta ekor per bulan.
Saat ini, UPR Mino Raharjo mengelola kolam yang tersebar di wilayah desa tersebut dengan total luas lahan mencapai +/- 7 hektar. Masing-masing petani mengelola kolamnya sendiri kecuali pada saat panen tiba. Biasanya mereka dibantu 2-3 orang yang membantu penangkapan, penghitungan, dan pengemasan. Tenaga kerja ini mendapat upah Rp30.000,- per hari.
Proses Produksi
Dalam proses produksinya, setelah telur menetas langsung ditempatkan dalam ember-ember khusus supaya benih-benih tersebut aman dan kuat hingga usia 4 hari. Kemudian dipindahkan ke dalam kolam-kolam hingga usia 1 bulan.
Kolam ukuran 2x2m bisa memuat 10ribu ekor bibit. Untuk mendapatkan bibit dengan ukuran yang lebih besar lagi, bibit tersebut dipindahkan ke kolam tanah dengan ukuran 5x5m atau lebih besar. Saat pembesaran bibit yang harus diperhatikan adalah kesehatan dan kondisi air. Ukuran ikan untuk dijual sesuai target pasar yang ingin disasar masing-masing petani. Untuk pakan, masing-masing ukuran dan usia bibit berbeda. Misal:
Usia bibit Jenis pakan Jumlah pakan Harga pakan
Telur-1 bulan Cacing sutra 10ribu ekor = 7lt/bulan Rp10rb/liter
1 – 2 bulan D0 (pelet gembur) 10ribu ekor = 10kg Rp11rb/kg
atau secukupnya
2 bulan atau lebih pelet (jenis min2) sesuai ukuran yang Rp6500/kg
ingin dicapai
Harga pakan yang cukup mahal menjadi salah satu kendala dalam pembudidayaan ikan gurame ini.
Keuntungan dalam budidaya gurame dibandingkan dengan jenis ikan yang lain adalah :
1. Permintaan gurame yang cukup tinggi sehingga pasar terjamin
2. Nilai jual yang cukup tinggi
3. Bisa dijual dalam usia atau ukuran berapa pun karena kebutuhan pasar sangat variatif.
Sedangkan keunggulan budidaya gurame yang diterapkan kelompok tani Mino Raharjo adalah sistem guba, gugus simba, dimana bibit diberi suplemen nutrisi sehingga ikan dalam kategori sehat dan kualitas baik serta pengelolaannya dilakukan oleh petani yang cukup ahli dalam pembibitan dan pembesaran. Proses penjualannya dilakukan seleksi sesuai kualitas dan ukuran.
Pemasaran sampai ke luar pulau
Sejauh ini mayoritas konsumen berasal dari Jogja dan pulau Jawa, beberapa Sumatera dan Kalimantan. Untuk wilayah Jogja sendiri mereka hanya bisa memenuhi 25% dari permintaan. Mereka diantaranya adalah petani pembesaran, pedagang besar, rumah makan dan sebagainya. Harga jual untuk bibit usia 1 bulan adalah Rp150,-per ekor dan untuk ukuran konsumsi (5 ons) Rp21.000/kg.
Dengan besarnya permintaan, adanya kompetitor tidak terlalu dirasa pengaruhnya. Salah satu upaya kelompok ini untuk memenuhi kebutuhan pasar, mereka mencoba memasyarakatkan budidaya gurame dengan mengadakan pelatihan rutin 1 bulan sekali. Demi kenyamanan dan efektifitas, peserta peltihan sehari itu dibatasi 25 sampai 30 orang. Mereka juga melayani konsultasi pembudidayaan tersebut.
Rencana ke depannya, UPR Mino Raharjo, pada tahun 2010 mentargetkan menjadi sentra percontohan dengan mengembangkan usaha perikanan dengan sistem one stop shoping. Diatas lahan di sebelah selatan desa seluas 2 hektar, dengan target dana Rp2milyar, mereka akan mengembangkan kawasan budidaya ikan terpadu dari hulu sampai hilir.
Mulai dari penetasan, pembesaran sampai dengan produk jadi yaitu ikan matang yang disajikan di rumah makan yang akan didirikan di atas lahan tersebut juga. Di samping itu, lokasi tersebut akan dilengkapi arena bermain dan wisata sehingga saat orang dewasa belajar budidaya, anak-anak diberikan fasilitas bermain. Saat ini, dengan perkembangan budidaya dan besarnya pasar, peluang masih cukup terbuka. Apakah anda ingin mencoba?
Analisa Ekonomi:

Analisis keuangan dibuat dengan basis perhitungan
1000 ekor bibit gurame ditebar

Pengeluaran
Pembelian bibit : 1.000 ekor x Rp. 150,00 = Rp. 150.000,00
Pakan D0 : 10 kg x Rp. 11.000,00 = Rp. 110.000,00
Pakan Pelet : 900 kg x Rp. 6.500,00 = Rp. 5.850.000,00
Total Pengeluaran = Rp. 6.110.000,00

Pendapatan
Penjualan Ikan Gurame : 400 kg x Rp. 21.000,00 = Rp. 8.400.000,00
Total Pendapatan = Rp. 8.400.000,00
Keuntungan = Rp. 8.400.000,00 - Rp. 6.110.000,00 = Rp. 2.290.000,00
(Sumber: Tim BisnisUKM)

Peluang & resiko bisnis mobil bekas

Peluang Bisnis Jual Beli Mobil Bekas

Bisnis ini sangat menjanjikan, tetapi jika anda bergelut dalam bidang ini harus punya relasi yang banyak dan pintar strategi pemasarannya. Supaya anda nantinya mudah untuk menjual mobil dan mencarinya lagi untuk stok. (ref: Peluang Usaha)

Bagaimana Prospek bisnis ini?
Berapa Modalnya?
Analisa keuntungannya gimana?

Yah… mari kita bahas satu-persatu.
Bisnis Jual Beli Mobil bekas ini sangat prospek sekali. Segmentasinya luas. Bayangkan dinegara Majupun masih ada kok jual beli mobil bekas. Malah diluar negri banyak banget stoknya makanya sangat murah kalau kita langsung beli dari sana. Untuk itu tidak salah kalau importer Indonesia mengambil mobil bekas dari luar negri. Untuk modal, anda bisa sesuaikan dengan kondisi keuangan anda. Kalau modal anda dibawah 100 juta. Anda bisa membidik segmen pasar, yang mau beli mobil kategori mobil lama.
Kategori mobil bekas saya kelompokkan menjadi 3:
Mobil lama
Agak baru
Baru (Second tapi masih belum lama pakai)

Masing masing kategori itu mempuyai segment pasar sendiri-sendiri kok. Jadi jangan takut. Peluang pasarnya luas sekali. Selama apapun mobil itu, masih bisa dijual kok. Terkadang semakin lama-semakin mahal, lihat aja mobil-mobil kuno. Harganya pasti selangit. Saya tidak membahas mobil kono. Tetapi yang jelas bisnis jual beli mobil pangsa pasarnya banyak sekali, Apakah anda berminat dengan bisnis ini?

Keuntunganya mobil bekas yang lama: kita bisa ambil keuntungan sekitar Rp.500.000 sampai dengan Rp.1.000.000. Mobil yang agak baru bisa ambil untung 1 sampai 2 juta an. Dan mobil yang Baru bisa ambil untung 3 sampai 4 juta an. Itulah analisa saya tentang jual beli mobil bekas. Jika anda berminat silahkan dicoba. Dan jika kesulitan dalam pemasaran bisa konsultasi lewat email saya.
======

Peluang & resiko bisnis warnet (warung internet)

Selain menjanjikan keuntungan bisnis warnet juga mengandung resiko. Tetapi dengan menganalisis resiko-resiko itu maka pemilik warnet akan dengan mudah meminimalisis resiko itu. Sengaja saya tulis ini karena saya 2 hari yang lalu kehilangan monitor LCD flat LG 16″ dan hardis 160 GB, dengan rapinya pengunjung usil itu membongkar CPU dan mengambil monitor tanpa diketahui oleh pengunjung yang lain.
Untuk meminimalisir resiko guna kelancaran bisnis kita perlu diperhatikan hal berikut :

1. Lakukan pendekatan dan membangun hibungan yang baik kepada pemilik tempat usaha anda jika anda kontrak atau sewa. Ini berguna karena pada jaman sekarang mencari tempat usaha strategis sangat sulit dan pastinya mahal. Tak jarang pemilik tempat usaha tidak nemperbolehkan perpanjangnan kontrak/sewa. Ini akan merugikan pemilik usaha terlebih warnet yang dimiliki dilihat maju dan ramai. Bahkan ada pemilik tempat ingin membuka usaha yang sama di tempat itu.
2. Tingkatkan pengawasan. Agar tidak terjadi pencurian maka peran pengawasan harus lebih ditingkatkan. Pasca pencurian yang terjadi di warnet saya, saya langsung memasang CCTV di 2 area. Atas dan bawah. Ini akan sangat membatu, bang napi bilang “kejahatan bukan hanya terjadi karena niat pelakunya, tapi kesempatan-kesempatan”. Biarpun resikonya harga CCTV yang mahal tapi membuat hati tenang.
3. Lakukan program member. Ini akan efektif karena warnet akan memiliki pelanggan tetap. Akan tetapi tarif harus diturunkan
4. Jika memungkinkan ekspansi pada program voucer wirelless yang menjangkau hingga beberapa kilometer dari warnet. Ini juga akan membantu proses promosi
Setidaknya bisnis ini sudah berjalan sekitar 14 tahun sejak diluncurkannya internet. Pada awalnya, orang-orang harus rela mengantri hingga luar ruangan untuk mendapatkan fasilitas berinternet.
Namun, seiring bertambah murahnya biaya berlangganan internet, sebagian orang memilih untuk mengakses internet dari rumah. Tantangan nyata dari sebuah bisnis ini adalah menjaga pelanggan agar terus datang kembali. Bagaimana caranya, tentu saja ini yang menjadi pertanyaan utama.
Langkah penting pertama dalam memulai bisnis warnet adalah menentukan model bisnis seperti apa yang ingin Anda adopsi. Ada banyak pilihan. Yang paling konservatif adalah model yang hanya memberikan akses internet.
Pilihan lainnya adalah melayani teh, kopi dan makanan ringan bersama dengan koneksi internet. Anda juga dapat menambahkan servis komputer, bahkan menjual komputer dan komponennya.
Banyak orang yang tertarik membeli waralaba bisnis warnet. Bila Anda membeli franchise, Anda mendapatkan keuntungan dari batas waktu uji coba model bisnis ini dan mengetahui seluk beluknya. Meski demikian, pada akhirnya Anda tetap harus membayar kepada franchisor.
Sebelum memulai bisnis, cobalah membuat rencana bisnis warnet yang solid. Rencana bisnis yang baik harus menetapkan tujuan bisnis, cara untuk mencapai tujuan, kendala yang mungkin terjadi, bagaimana mendapatkan keuntungan lebih, perencanaan dan analisa bisnis.
Jika keadaan memungkinkan, Anda bisa berdiskusi setidaknya dengan tiga pemilik warnet tentang rencana yang akan Anda lakukan.
Cobalah untuk menghubungi pemilik bisnis warnet dari luar kota, sehingga tidak akan ada konflik persaingan di kemudian hari. Jika memungkinkan, tunjukkan rencana bisnis Anda.
Mintalah nasihat untuk mengembangkan usaha dengan efektif, tanpa membuang banyak uang karena ketidaktahuan kita. Jangan ragu untuk menawarkan mereka makan siang atau makan malam sebagai ucapan terima kasih.
Oh ya, modal awal tentu saja memiliki peran sangat penting dalam setiap jenis usaha. Jadi pastikan Anda mendapatkan dana yang cukup sebelum memulai bisnis warnet Anda. Berapa banyak dana yang harus disiapkan? Itu semua tergantung pada model bisnis dan layanan yang Anda tawarkan.
Jika Anda berencana untuk memberikan pelayanan eksklusif seperti permainan, interaksi sosial atau kantor jarak jauh pada bisnis warnet, Anda dapat mengajukan persyaratan modal, seperti untuk membeli komputer, koneksi broadband, perabot yang akan dibeli dan tempat untuk disewa atau diperoleh sekaligus.
Termasuk dalam hal ini anggaran. Lakukan analisis biaya bulanan, proyeksi pendapatan dan keuntungan di masa depan. Anda dapat meningkatkan keuangan melalui investor swasta, perbankan dan lembaga keuangan yang khusus memberikan pinjaman usaha kecil.
Keberhasilan sebuah bisnis warnet tergantung pada bagaimana Anda tetap mengikuti teknologi terbaru. Tren yang terus berganti, terkait berkembangnya pengetahuan dan teknologi, seperti Webcam, video conference dan inovasi seperti VOIP.
Ingat, hidup dan kesejahteraan bisnis ini tergantung pada seberapa baik Anda beradaptasi dengan perubahan tren yang berhubungan dengan komputer dan teknologi.
Cobalah membuat Iklan yang sebisa mungkin menarik perhatian orang ke warnet Anda. Sebarkan kartu bisnis kapan saja ketika Anda memiliki kesempatan. Anda juga dapat menjual keanggotaan dalam hal waktu pemakaian internet.
Masukkan ke dalam sebuah iklan di koran dan website lokal. Terakhir, buatlah permohonan izin usaha untuk menjalankan bisnis warnet. Lakukan evaluasi terhadap semua resiko, lakukan riset pasar dan sesuaikan dengan perubahan tren teknologi.
Warnet Tidak Rela Senasib dengan Wartel
OPINI
Afandi Sido
| 15 Juni 2010 | 17:50

Warnet alias Warung Internet.
Bukan internet yang terkenal sebagai makanan “Indomi telur blablabla” itu. Ini yang real warung internet. Walaupun saat ini istilah penamaannya beragam dan inovatif, saat ini kehidupan masyarakat hampir di semua daerah di Indonesia sangat lekat dengan wadah pusat informasi yang satu ini. Buktinya, sampai sekarang pertumbuhan bisnis warnet di Indonesia mengalami dinamika positif yang menguntungkan bagi para pengelolanya. Namun, semua bisnis memiliki “cerita kalah”. Apakah warnet yang saat ini menjamur akan menemui titik surutnya dan nasibnya berakhir seperti wartel (Warung Telepon) yang kini “pasrah”?
Wacana sejenis mengenai prediksi perkembangan dunia bisnis warnet serta perbandingannya dengan keadaan bisnis wartel nampaknya bukanlah bahan bahasan baru di Indonesia. Sudah banyak review dan artikel yang mengupas tentang dinamika serta potensi masa depan dari bisnis warnet ini.
Salah satu artikel di http://aurrazone.wordpress.com mengupas tentang uraian definitif warnet di Indonesia. Data dari artikel tersebut menjelaskan bahwa perkembangan bisnis warnet di Indonesia memasuki masa-masa suburnya pada awal tahun 2007. Kerja keras Ikatan Warnet Indonesia yang membuat masterplan sedemikian rupa dalam mengintegrasikan kesamaan visi dan inovasi dari semua warnet di Indonesia menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan bisnis warnet bisa bertahan dan semakin maju pada zaman sekarang ini.
Hal-hal terkait inovasi inilah yang menjadi titik pokok pembeda antara warnet dan wartel.
Jika dijabaarkan dalam analisis SWOT, maka perbandingan antara warnet dan wartel adalah sebagai berikut.
STRENGTH (Internal, Kekuatan)
Wartel Warnet
1. Terkoneksi langsung dengan layanan terpercaya, yaitu TELKOM
2. Biaya harian relatif kecil, tergantung pada intensitas pemakaian.
3. Pengoperasiannya mudah, tidak dibutuhkan keahlian khusus.
4. Sistem pengawasannya mudah, karena unit pelayanan relatif sedikit. 1. Terkoneksi secara sendiri dengan provider yang beda-beda setiap operator, lebiih fleksibel dan efisien.
2. Biaya harian cenderung bisa ditutupi oleh pendapatan harian yang reltif besar.
3. Peluang berinovasi sangat tinggi.
4. Bisa menyediakan informasi dan koneksi yang cukup bagi masyarakat pelangga, selama operasional berjalan.
WEAKNESS (Internal, Kelemahan)
Wartel Warnet
1. Jenis pelayanan monoton dan sulit diinovasikan, kecuali perbaikan pelayanan. Yang sudah ada.
2. Karena unit relatif sedikit, setiap kerusakan akan menimbulkan efek yang besar.
3. Pendapatan operasional terkadang sulit menutupi biaya harian yang justru kecil.
4. Kebanyakan usaha dikelola oleh orang-orang dengan pendidikan sedang dan rendah. 1. Banyaknya jenis layanan yang tersedia mengakibatkan biaya membengkak serta penambahan jam kerja karyawan.
2. Risiko kerusakan unit masih besar, karena jaringan koneksi yang lebih rumit.
3. Proses maintenance bisa berdampak pada berkurangnya pendapatan.
OPPORTUNITY (Eksternal, Peluang)
Wartel Warnet
1. Melestarikan kegemaran orang-orang pada telepon analog
2. Motif jaga-jaga terhadap kebutuhan masyarakat yang bisa datang tiba-tiba. 1. Kebutuhan teknologi informasi masyarakat semakin besar dan beragam, terutama terkait layanan publik.
2. Perkembangan teknologi informasi yang semakin mudah diaplikasikan membantu masyarakat semakin dekat dengan dunia TI.
3. Pandangan masyarakat bahwa warnet adalah tempat yang bisa memberikan kepuasan lebih dalam mencari informasi.
4. Terbukanya peluang kerjasama venture sesama pengusaha warnet.
5. Pelayanan internet bagi masyarakat semakin beragam dan bermanfaat, menarik minat masyarakat untuk semakin kenal internet.
THREAT (Eksternal, Rintangan)
Wartel Warnet
1. Teknologi yang sudah beralih ke era digital mengalihkan perhatian masyarakat. Misalnya penggunaan telepon genggam yang semakin canggih.
2. Terbentuknya opini publik bahwa wartel adalah teknologi yang sudah lama dan kurang efektif.
3. Sikap acuh para stakeholder tarmasuk penyedia layanan koneksi semisal TELKOM
4. Kurangnya sosialisasi dari pihak terkait tentang pelestarian bisnis wartel. 1. Risiko kerusakan piranti lunak sangat besar, sehingga berpotensi pemakaian biaya perbaikan yang besar.
2. Warnet belum dipahami oleh seluruh masyarakat.
3. Munculnya teknologi internet portable yang lebih efisien dan tidak membutuhkan ruang serta biaya banyak. Contoh: modem dan wireless.
4. Isu keterkaitan kemajuan TI dengan hal-hal yang dianggap merusak moral warga.
Dalam bisnis wartel, derasnya faktor-faktor threat (tantangan dari luar) seperti perkemangan pesat dari teknologi telepon genggam dan internet sangat memudakah manusia untuk terhubung dengan orang lain tanpa harus melalui telepon kabel. Selain itu, peluang berinovasi yang kecil disebabkan oleh pola operasional yang monoton menjadi pertimbangan yang membangun opini publik bahwa wartel sudah tidak bisa menjangkau kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi dan intens terhadap akses informasi.
Warnet, walaupun tetap memiliki kelemahan terkait pembiayaan dan fungsi kontrol operasionalnya, terbukti bisa terakomodasi dengan peluang yang juga masih sangat tinggi dan terus meningkat. Semakin tingginya rasa penasaran masyarakat tentang layanan-layanan yang disediakan melalui teknologi informasi jelas menambah peluang kuantitatif konsumsi warnet di Indonesia.
Isu jejaring sosial yang semakin populer, isu pengintegrasian TI dengan kehidupan sehari-hari seperti kebutuhan tugas belajar mahasiswa, dan masih banyak hal lain terpatri secara otomatis menjadi peluang yang terbuka lebar bagi bisnis warnet untuk melebarkan sayapnya.
Namun, bukan tanpa rintangan. Pandangan masyarakat yang masih mengaitkan perkembangan dunia TI dengan kemerosotan akhlak bangsa patut menjadi sorotan strategis dalam membangun kebijakan bagi pengelola bisnis Warnet.
Meski demikian, berbagai survey tetap memberikan angin segar. Prediksi laju bisnis warnet yang bisa bertahan paling tidak lima (5) tahun lagi seperti yang diulas dalam warnetzenithnet.blogspot.com masih cenderung aman. Lagipula, jika dilihat dari animo masyarakat saat ini yang semakin “dimanjakan” dengan TI, maka ada kemungkinan waktu hidup bisnis warnet bisa lebih panjang.
Yang jelas, bagi para pengusaha warnet, selama masih bisa berinovasi dengan penyediaan layanan, maka masih tumbuh rasa optimis bahwa warnet tidak akan senasib dengan wartel. Ya paling tidak, tidak dalam waktu dekat ini.
Konsumsi masyarakat Indonesia terhadap berbagai layanan internet cukup mencengangkan. Beberapa penelitian bahkan menyebutkan bahwa Indonesia adalah salah satu pengguna terbesar beberapa situs jejaring sosial yang saat ini populer.
Semoga tingkat apresiasi masyarakat yang masih tinggi terhadap dunia TI ini bisa memberikan prospek bisnis yang lebih baik bagi keberlangsungan warnet-warnet Indonesia.
Terima kasih.

Peluang & resiko bisnis toko perlengkapan bayi

Bisnis Fashion untuk Si Kecil
Siapa bilang si kecil tak butuh fashion mode ?????
Setiap orang tua pasti menginginkan buah hatinya selalu tampil cantik, ganteng, imut dan lucu. Adanya keinginan tersebut, membuat para orang tua selalu berusaha mendandani buah hatinya dengan baju yang selalu trendy dan rapi. Mulai dari hunting baju – baju lucu hingga pernak – pernik pendukung pun rela dibeli para orang tua agar anaknya terlihat lucu dan menarik.

Besarnya minat para orang tua yang selalu ingin mempercantik penampilan buah hatinya, mendorong munculnya peluang usaha baru di bidang fashion anak. Bisnis baju anak memang sangat menjanjikan, hal ini dikarenakan minat para orang tua khususnya para ibu yang selalu ingin membuat anaknya selalu tampil menarik. Selain itu pertumbuhan anak juga sangatlah cepat, sehingga dalam waktu dekat selalu membutuhkan baju baru yang lebih besar.
Produk baju anak terdiri dari beberapa jenis, antara lain baju anak branded popular dari merk – merk terkenal luar negeri yang biasanya dijual dengan harga selangit, selain ituada juga baju anak merk lokal yang biasanya dijual dengan harga yang lebih murah dengan kualitas yang tidak kalah bagus dengan merk luar negeri.
Untuk memulai bisnis baju anak ada dua cara yang dapat dijalankan, yang pertama jika kita memiliki dana yang tidak banyak maka solusi yang dapat diambil adalah menjadi reseller salah satu produk baju anak yang sudah memiliki pasaran. Produk baju anak buatan lokal pun juga banyak yang telah membuka peluang untuk mencari reseller produknya. Yang kedua jika kita memiliki dana yang besar, kita bisa mengambil baju anak yang memiliki branded cukup populer. Karena biasanya baju anak dengan branded popular telah memiliki harga yang cukup tinggi, sehingga untuk membuka outlet atau butik baju anak dengan branded popular dibutuhkan dana yang tidak sedikit.
Bisnis baju anak memang masih memiliki peluang pasar yang cukup menguntungkan, karena setiap harinya lahir bayi yang membutuhkan baju dan menginginkan fashion yang mendukung penampilan mereka. Bagi yang sedang bingung mencari peluang usaha yang menguntungkan, bisnis ini dapat digunakan sebagai salah satu pilihan tepat untuk membuka usaha. Sukses dengan menekuni bisnis fashion anak pun masih terbuka lebar bagi Anda. Salam sukses selalu untuk usaha Anda.

TIPS BUKA TOKO BAYI
7 Juli 2010

Di dalam menu PELUANG USAHA sudah sedikit disinggung mengenai Usaha Baju Bayi dengan modal kecil maupun dengan modal besar. Membuka toko baju bayi merupakan salah satu usaha dengan modal besar, berkisar antara 15 - 50 juta rupiah.

Rantai bisnis di bidang penjualan hampir mirip, dimulai dari PABRIK - DISTRIBUTOR - AGEN - TOKO - BISNIS RUMAHAN - BISNIS PERORANGAN - USER... Anda dapat memulai dari atas ke bawah atau sebaliknya. Harga yang diterima terakhir oleh User biasanya sudah harga tangan ke-4 atau lebih dengan margin profit kira-kira mencapai 70%. Inilah mengapa terkadang di departemen store mempromosikan discount sampai 50%, karena dari segi profit tetap masih untung, atau minimal kembali modal untuk harga produksi. Bila Anda ingin membangun bisnis, mulailah dari user, dan sukailah produk yang Anda pakai atau yang akan Anda produksi. Bukalah toko di rumah, atau sewa toko di tempat strategis, kuasailah pasar dan dapatkan langganan, otomatis Anda akan ditunjuk sebagai distributor oleh pabrik tertentu bila target tercapai. Anda ingin mendirikan pabrik sendiri ? suatu hal yang mungkin

Peluang & resiko bisnis teknologi informasi

Mengintip Bisnis Teknologi Informasi di Masa Depan
Deriz S. Syarief
Hampir 40 tahun lalu, Gordon Moore, direktur riset Fairchild Semiconductor mengamati bahwa setiap 18 bulan, kekuatan prosesor meningkat dua kali lipat Dalam satu tahun, jumlah transistor yang dapat dimampatkan dalam satu chip silicon secara ekonomis berlipat ganda.

Fenomena yang dikemukakan peraih gelar Ph.D di bidang Kimia dan Fisika dari California Institute of Technology itu dikenal sebagai, 'Moore's Law'. Gordon Moore kini menjabat sebagai Chairman Emeritus di perusahaan prosesor dunia Intel Corporation.
Berangkat dari hukum Moore itu, lembaga riset pasar Gartner memprediksikan tahun 2008 umum dijumpai di rumah-rumah PC desktop berkecepatan 40 GigaHertz dan memori (RAM) 12 Gigabytes. Media penyimpanannya mencapai 1,5 terabytes (1500 Gigabytes), sementara lalu lintas data pada local area network (LAN) mendekati 100Gigabit per detik.
Kecepatan prosesor terus meningkat hingga 150GHz pada 2011 dengan enam terabytes media storage. Belum lagi kemajuan teknologi fisika kuantum seperti transistor nanotubes dan spintronics yang diyakini melipatgandakan unjuk kerja komputer.
Kekuatan komputer yang sebesar itu sangat mungkin mengubah cara manusia menggunakannya. Menurut prediksi Gartner, pada 2008 sebagian besar manusia mengadaptasi remote computing.
Pada saat itu, PC kemungkinan hanya terdiri dari peranti output -monitor, printer- dan peranti input -keyboard, mouse saja. Semua proses dan penyimpanan data dilakukan oleh 'komputer bersama' nun jauh di sana.
Hasil proses dikirimkan melalui bandwidth kepada PC pengguna, layaknya listrik disalurkan ke rumah-rumah dari reaktor pembangkit melalui sejumlah gardu.
Komputasi jarak jauh itu dimungkinkan karena kapasitas bandwidth sudah sedemikian besarnya. Biaya remote computing akhirnya menjadi lebih murah ketimbang local computing. Proses komputasi pun menjadi sebuah layanan publik. Pengguna tinggal menyediakan monitor dan papan ketik, lalu mencolokannya ke jaringan. Tidak perlu upgrade atau mengganti hard disk jika sudah penuh, karena itu akan dilakukan oleh perusahaan penyedia layanan yang dikenal sebagai application service provider.
Berkonsolidasi

Analis Gartner Carl Claunch memprediksikan sedikitnya satu perusahaan teknologi informasi yang tergolong kelas kakap, menghilang mulai 2004. Entah akibat akuisisi, merger, kehilangan pasar atau teknologinya absolete. Perusahaan-perusahaan dot com pun berguguran dan ibarat kolam, ikan besar memangsa ikan kecil.
Sebelum akhir 2007, industri teknologi informasi memasuki masa oligopoli -segelintir vendor menguasai pasar. Setelah konsolidasi, industri ini akan kembali tumbuh dan menghasilkan inovasi baru.
Konsolidasi vendor besar itu berdampak pada model arsitektur sistem teknologi informasi pada perusahaan. Jumlah vendor yang tidak terlalu banyak membuat peranti lunak dan peranti keras lebih kompatibel antara satu dengan yang lainnya.
Aplikasi dan middleware di masa datang akan lebih mudah diatur dan dikonfigurasi ulang sehingga lebih adaptif terhadap perubahan bisnis. Aplikasi bisnis tidak saja menyatukan berbagai divisi internal, tetapi sudah menghubungkan perusahaan dan lembaga bisnis dalam satu ekosistem ekonomi. Claunch menyebut arsitektur aplikasi ini sebagai interenterprise system.
Konsep konektivitas ini merupakan evolusi dari enterprise resources planning (ERP), customer relationship management (CRM) dan supply chain management (SCM).
Saling keterkaitan antar unit bisnis inilah yang dijanjikan oleh Web Services dan standar industri extensible markup language (XML). Bila pasar menyambut keduanya dengan baik, aplikasi akan memiliki kemampuan plug-and-play sesuai kebutuhan bisnis.
Hasil akhirnya, produktivitas dan efisiensi perusahaan melonjak drastis dan ujung-ujungnya akan mendongkrak ekonomi secara makro. Perusahaan mengoptimalkan Internet dan Intranet untuk menjalankan bisnisnya kapan saja, dimana saja dengan biaya serendah mungkin.
Namun, meningkatnya produktivitas diramalkan membuat banyak orang kehilangan pekerjaan. Sistem otomatisasi akan memangkas kebutuhan tenaga kerja manusia.
Pada 2005, diperkirakan 70% perusahaan yang bergerak lewat Internet jumlah karyawannya berkurang 10% dan pada 2010, sebanyak 60% perusahaan mengurangi 30% karyawannya.
Analis Gartner mengingatkan pengurangan ini baru terjadi pada saat tingkat utilisasi sistem otomatisasi mencapai 100%. Di tahun sebelumnya, kebutuhan tenaga kerja teknologi informasi akan melonjak terlebih dahulu guna menyiapkan peranti keras dan lunak untuk otomatisasi itu.
Peranan bank Presence service bisa diartikan sebagai segala macam layanan yang mendukung keberadaan individu. KTP, SIM, Kartu ATM, Kartu Kredit, Smart Card, alamat email, dan user ID adalah beberapa diantara jenis layanan itu. Tanpanya manusia modern tidak bisa berbuat apa-apa, tidak diakui keberadaannya.
Kehadiran presence service ini berawal dari konsep 'one-click Internet' yang menawarkan pengaturan preferensi dan informasi sesuai kebutuhan pengguna ketika berselancar di Internet.
Ke depan, bank akan lebih banyak berperan sebagai presence service provider karena sektor ini sarat dengan teknologi informasi dalam menjalankan bisnisnya. Disamping itu, bank sudah biasa berurusan dengan security dan privacy nasabahnya. Gartner memprediksikan 70% bank sukses mengelola layanan ini sebelum 2007.
Dari potret masa depan itu, terlihat peranan teknologi informasi dalam dunia bisnis semakin besar. Teknologi informasi tidak lagi dipandang sebagai cost center, bukan juga hanya sebagai profit center tetapi sudah menjadi enabling factor -faktor penyedia yang memungkinkan bisnis berjalan. Dalam setiap keputusan bisnis terkandung muatan teknologi informasi yang semakin kental, begitu juga sebaliknya.

Bisnis Teknologi Informasi 2007 Diprediksi Capai Rp 2,2 Triliun
Selasa, 05 Desember 2006 | 19:35 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:

Transaksi bisnis teknologi informasi (TI) pada 2007 diperkirakan mencapai Rp 2,2 triliun. Ketua Asosiasi Piranti Lunak Indonesia (Aspiluki) Djarot Subiantoro mengatakan rencana pemerintah melegalkan piranti lunak di setiap komputer di kantor pemerintah mendorong peningkatan industri teknologi informasi.

“Belanja pemerintah dan BUMN untuk sektor TI mencapai 60 persennya,” kata Djarot, Senin (4/12). Selain itu rencana pemerintah menetapkan tahun 2007 sebagai tahun teknologi informasi turut memberikan andil bagi peningkatan transaksi bisnis TI.

Rencana itu dapat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap pengurangan angka pembajakan di Indonesia. Aspiluki memprediksikan transaksi bisnis TI tahun ini sekitar Rp 1,9 Triliun. Dari jumlah itu 80 persennya berasal dari transaksi perangkat keras seperti personal komputer dan aksesorisnya. Sedangkan piranti lunak menyumbang 20 persen.
p

Peluang & resiko bisnis SPBU

Persaingan Bisnis SPBU
Persaingan bisnis SPBU akan semakin ketat dan atraktif. Apalagi makin banyak pemain dari luar yang masuk dan beroperasi di Indonesia. Kendati akhir-akhir ini BBM mengalami masalah di negeri ini, perusahaan penyuplai BBM ini, terus tumbuh setiap tahun. Pertumbuhannya sangat pesat, seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor yang terus meningkat setiap tahun.

Selain itu, kebutuhan industri pun juga sangat tinggi. ''Kebutuhan BBM di Indonesia untuk jenis premium mencapai 56 ribu kiloliter (kl) per hari, dan untuk jenis disel mencapai 70 ribu kiloliter per hari,'' kata Toharso, general manager Humas PT Pertamina, kepada Republika, Selasa (30/1) di Jakarta.
Sepanjang tahun 2004, kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap BBM mencapai 64,4 miliar liter. Dari jumlah itu, kebutuhan untuk transportasi (ritel) dan industri cukup berimbang. ''Kebutuhan ritel mencapai 34,3 miliar liter dan komersial sebesar 30 miliar liter,'' kata Fathia Syarif, manager Komunikasi Perusahaan, Shell Companies in Indonesia, kepada Republika.
Besarnya kebutuhan masyarakat Indonesia akan BBM ini, membuat perusahaan asing tertarik untuk menanamkan investasinya di Indonesia dan mencoba bersaing memperebutkan kue yang ada.
Di Indonesia, pasar BBM dikuasai oleh Pertamina. Jumlah Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) Pertamina mencapai lebih dari 3.600 buah. Sementara itu, perusahaan asing lain yang saat ini sudah beroperasi di Indonesia adalah Royal Ducth Shell (berpusat di Belanda) dan Petroliam Nasional Berhad (Petronas) asal Malaysia.
Saat ini, Shell telah membuka lima SPBU di Indonesia. Yakni, di Lippo Karawaci (Tangerang), Buncit (Mampang Prapatan), Jalan Gatot Soebroto, Jalan Soeprapto dan Jalan S Parman (Jakarta). Shell menjual produk bahan bakar seperti Shell Super Extra, Shell Super dan Shell Diesel.
Sementara itu, Petronas telah memiliki empat SPBU, yakni di Cibubur (Jaktim), Lenteng Agung (Jaksel), Pekayon (Bekasi), Cikokol (Tangerang). BBM yang ditawarkan berupa Primax 92, Primax 95 dan Diesel.
Selain Shell dan Petronas, kabarnya, perusahaan minyak raksasa asal Perancis, Total, juga berencana menanamkan investasinya di Indonesia dan siap merebut hati masyarakat Indonesia. Total berencana membangun enam SPBU di Jakarta. Januari lalu, Presiden Direktur Total, Thierry Desmarest seusai bertemu dengan Presiden SBY mengatakan, pihak Total sangat tertarik dengan prospek bisnis SPBU di Indonesia. Karena itu, pihaknya telah menambah investasi sebesar enam juta dolar AS di Indonesia selama lima tahun, yang digunakan untuk eksplorasi sumber minyak dan gas baru.
Kabarnya, Total saat ini juga sedang melanjutkan negosiasi dengan Pertamina untuk menambah produksi gas untuk domestik dan ekspor. Saat dimintai tanggapannya mengenai kehadiran sejumlah perusahaan asing dalam bisnis SPBU ini, Toharso mengatakan, hal justru makin membuat Pertamina diuntungkan. Selain itu, tentu saja, konsumen pula yang senang.
''Pertamina melihat, hadirnya para pesaing dalam bisnis SPBU ini akan makin membuat Pertamina tambah kuat. Kenapa? Karena Pertamina akan semakin mempercepat proses transformasi dalam segala bidang, mulai dari layanan, sistem informasi hingga kinerja operator,'' paparnya.
Apalagi, lanjutnya, sebagai pemain yang sudah lama berkiprah dalam bisnis ini dan merupakan pemain dengan pangsa pasar terbesar, Pertamina memiliki jaringan infrastruktur yang sangat luas.
Layanan Terbaik
Toharso menilai, saat ini dan di masa depan, persaingan bisnis SPBU semakin ketat dan atraktif. Sebab, lanjutnya, bukan saja masing-masing perusahaan akan pure (murni) berbisnis BBM, melainkan juga akan merambah fasilitas lainnya.
Hal itu juga diungkapkan Media Relation Petronas Niaga Indonesia, Bayu Anggraeni. ''Persaingan yang sangat ketat, harus diimbangi dengan strategi yang baik. Bisnis SPBU tidak hanya sekedar menjual BBM, tetapi juga layanan servis yang baik dan kemudahan akses serta fasilitas bagi konsumen, seperti minimarket, laundry, mushalla dan lainnya. Karena itu, Petronas membuat SPBU berkonsep one stop shopping (layanan satu atap),'' kata Bayu kepada Republika.
Petronas, ungkapnya, berencana terus melakukan ekspansi dan melebarkan sayapnya dengan menambah SPBU di sejumlah daerah. ''Kami berharap, tahun 2007 ini bisa menambah SPBU Petronas antara 40-50 unit,'' jelasnya.
Persaingan di bisnis ini memang sangat ketat. Apalagi, masing-masing perusahaan berupaya memberikan layanan terbaik bagi konsumennya. Bila Petronas mengembangkan konsep one stop shopping, Pertamina membuat konsep Pertamina Way.
Konsep SPBU Pertamina Way mengandalkan lima kaidah, yaitu aspek mutu dan jumlah (kualitas bagus dan takaran tepat), aspek SDM dan operator yang selalu menerapkan 3S (Salam, Senyum, Sapa). Kemudian aspek keamanan (ada petugas keamanan/satpam); lalu aspek fasilitas (mushalla, cafe, dan toilet); dan aspek servis pelayanan secara umum (menyangkut hak-hak konsumen). ''Kami akan terus menambah SPBU Pertamina Way. Tahun ini, sedikitnya kami membuat 150 SPBU Pertamina Way se-Jabodetabek atau 300 SPBU di seluruh Indonesia,'' ungkap Toharso.
Saat ini Pertamina memiliki lebih dari 3.600 unit SPBU di seluruh Indonesia. Dalam mengembangkan jaringan SPBU, kata Toharso, Pertamina memiliki tiga jaringan, yaitu Coco (Company on Company Operated) -- Pertamina yang bertindak sebagai operator dan agen -- Codo (Company on Dealer Operated) -- Pertamina sebagai operator dan diler sebagai agen,-- dan jaringan Dodo (Dealer on dealer Operated) --diler yang bertindak sebagai operator dan agen.
Sementara itu, Shell mengedepankan konsep QQS (Quality, Quantity and Service). Kualitas terbaik, dengan kuantitas (jumlah) yang tepat dan akurat serta layanan yang memuaskan konsumen. ''QQS ini merupakan tiga pilar yang dikembangkan Shell. Dan Shell akan terus konsisten menerapkan konsep ini tidak hanya sekadar kata-kata. Selama ini, karyawan Shell juga terus melayani konsumen dengan sikap yang santun, sopan dan menyenangkan hati konsumen,'' ungkap Fathia.
Pengusaha SPBU Ogah Rugi!

Pengusaha SPBU ogah rugi!. Demikian kira-kira ungkapan yang muncul di beberapa media pada awal Desember 2008 kemarin. Pemberitaan miring mengenai franchisee Pertamina ini muncul seiring dengan keputusan pemerintah melalui Pertamina untuk menurunkan harga BBM bersubsidi (Premium) sebesar Rp. 500,- sehingga harga Premium menjadi Rp. 5.500,-. Pengusaha SPBU bertindak tidak professional dengan mengurangi pemesanan Premium pada beberapa hari sebelum tanggal efektif keputusan tersebut. Dengan demikian, mereka mengurangi kerugian akibat proses jual rugi; yakni membeli stok premium dengan harga lama (Rp. 6.000,-) namun dijual dengan harga baru. Bagi pengusaha sektor retail lainnya, praktik bisnis seperti ini mungkin sah-sah saja terlebih dalam situasi krisis financial seperti sekarang ini. Namun, SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) sebagai jalur distribusi BBM adalah bisnis yang menyangkut kepentingan orang banyak yang harus mengutamakan prinsip layanan terhadap masyarakat (public service obligation).

Pertanyannya, bagaimana hubungan supply chain antara Pertamina Hilir dan SPBU ini dioptimalkan sehingga kejadian stok habis tidak terulang lagi? Terlebih lagi, pada awal 2009 nanti penetapan harga jual BBM (tidak hanya Pertamax, namun juga Premium dan Solar) akan mengikuti mekanisme harga pasar yang tentunya memperbesar uncertainty (demand uncertainty) bagi pengusaha SPBU. Apa langkah yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut?

Inventory Planning SPBU

Terlepas dari intense atau niatan buruk dari beberapa oknum pengusaha SPBU, kasus stok habis di beberapa daerah pada dasarnya merupakan persoalan inventory planning dan supply chain planning and control. Dalam Operations Management, kedua konsep diatas merupakan usaha untuk mengurangi ketidakpastian dalam bisnis dan sebagai media untuk mencapai tujuan bisnis; yakni memberikan value bagi pelanggan. Dalam konteks bisnis SPBU, value yang diberikan kepada pelanggan adalah ketersediaan BBM sesuai kualitas yang ditetapkan oleh Pertamina dengan takaran yang tepat pula sesuai program “Pasti Pas”. Selain ketersediaan (availability), aspek kualitas dan ketepatan takaran juga merupakan aspek yang sedang hangat diperbincangkan dan akan dibahas pada kesempatan lain. Terlebih lagi, keputusan untuk merubah harga jual BBM dari fixed menjadi floating menambah faktor ketidakpastian tersebut. Artikel ini memfokuskan pembahasan pada aspek ketersediaan terkait dengan adanya ketidakpastian akibat perubahan harga diluar kompetisi dengan retailer swasta. Mengikuti logika ekonomi, pada saat harga naik maka permintaan akan BBM juga berkurang; demikian pula sebaliknya. Pada masa lalu, fenomena ini muncul setiap ada perubahan penetapan harga. Pada saat BBM bersubsidi naik dari Rp. 4.500,- menjadi Rp. 6.000,- pada awal 2008, antrean kendaraan marak terjadi di hamper setiap SPBU menjelang hari kenaikan harga. Konsumen ingin menikmati harga lama semaksimal mungkin dengan mengisi penuh tanki bahan bakar; meskipun hal ini berlangsung beberapa hari saja. Sebaliknya, ketika kali ini harga diturunkan; giliran pengusaha melakukan hal tidak terpuji yang mengakibatkan Pertamina mengurangi kiriman BBM akibat prediksi demand yang (seolah-olah) turun. Dapat Anda bayangkan apa yang terjadi jika perubahan ini berlangsung dalam frekuensi yang lebih tinggi dan tidak terprediksi. Laju roda ekonomi akan terhambat akibat isu transportasi yang berkepanjangan.

Setiap SPBU perlu memiliki safety stock level yang dikontrol oleh Pertamina sebagai franchisor berdasarkan moving average demand yang dihitung dari historical data penjualan BBM. Safety stock level ini merupakan inventory cost yang akan dikompensasi dengan besaran margin penjualan BBM. Dengan sinergi ini, Pertamina mencapai tujuannya untuk memberikan public service obligations melalui availability BBM yang konsisten melalui jaringan franchise SPBU-nya. Sebaliknya, resiko bisnis pengusaha SPBU akibat demand uncertainty menjadi lebih terukur melalui indikator safety stock level. Inventory cost yang dibebankan tersebut diperhitungkan dari holding cost dan ordering cost.

Holding cost merupakan biaya yang muncul karena menetapkan level inventory tertentu yang ditentukan oleh besarnya safety level stock, biaya penyimpanan, opportunity cost, pengurangan stock-out cost, fluktuasi permintaan BBM, dsb. Diskusi holding cost akan semakin menarik karena setiap SPBU menjual beberapa jenis BBM (Solar, Premium, Pertamax, BioSolar, dst) yang masing-masing memiliki pola penjualan yang berbeda yang tentunya memiliki safety level stock yang berbeda pula. Sedangkan ordering cost, merupakan biaya pemesanan terkait dengan pemeliharaan safety stock level; dan bukannya seluruh biaya ordering cost. Besarnya akan tergantung dari persentase safety stock level terhadap total inventory total. Ordering cost muncul dari biaya komunikasi, biaya modal, biaya system pembayaran, dan biaya sumber daya manusia yang tergantung dari frekuensi dan lead time pemesanan. Oleh karena itu, Pertamina dan SPBU perlu mendiskusikan Inventory Control System yang digunakan; memilih Q-System atau P-System berdasarkan faktor lokasi SPBU, kepraktisan, dan keamanan.

Supply Chain Planning and Control

Bagi Pertamina, persoalan ini merupakan persoalan manajemen supply chain; khususnya dari sisi distribusi. Kunci sukses Pertamina dalam hal ini adalah mendapatkan forecast demand yang presisi sehingga cukup akurat untuk mengukur kebutuhan produk BBM yang harus dipasok kepada SPBU sebagai retailer dan mendesain jalur distribusi yang tepat sehingga distribusi produk BBM sampai tepat jumlah dan tepat waktu. Untuk itu, data moving average demand dari masing-masing SPBU perlu dikumpulkan sedini mungkin sehingga demand forecast dapat ditetapkan yang selanjutnya menjadi patokan penyusunan production forecast. Sesudah mengintegrasikan lead time dari faktor supplier dan faktor produksi, Pertamina dapat menyusun distribution schedule kepada masing-masing SPBU untuk menjamin availability produk BBM bagi publik.

Aspek yang tak kalah perlu diperhatikan adalah kontrol terhadap pengusaha SPBU yang melanggar ketentuan kemitraan yang ditetapkan. Tindakan tegas perlu diberikan agar mekanisme yang sudah direncanakan berjalan lancar dan tidak mengganggu jalur distribusi yang lain. Demikian pula terhadap SPBU yang lain, perlu diawasi sehingga tidak ada peluang untuk melakukan tindakan yang dapat merugikan pelanggan pada umumnya, dan Pertamina pada khususnya. Menjamin availability produk BBM bukan pekerjaan mudah, terlebih melibatkan daerah distribusi yang cukup luas dengan tingkat kesulitan daya jelajah yang cukup tinggi pada daerah tertentu. Suatu langkah taktis yang dapat dijalankan pada daerah distribusi tertentu, belum tentu dapat pula diterapkan pada daerah distribusi yang lain. Terlebih lagi, distribusi ini melibatkan pihak eksternal (franchisee) yang tentunya memerlukan strategi khusus untuk menjalankannya. Jantung picunya adalah komitmen untuk memenuhi janji menjamin pasokan BBM domestik demi pertumbuhan ekonomi dalam negeri. ***