Kalau
kita bertanya ke 100 tokoh negeri ini tentang visinya , sebaiknya ke
arah mana negeri dibawa ? hampir pasti jawabannya akan berbeda satu sama
lain. Hal ini karena setahu saya negeri ini belum pernah secara konkrit
dan detil merumuskan dan menyepakati visinya, negeri seperti apa yang
hendak kita bangun bersama ini. Karena belum adanya kesamaan visi ini,
maka setiap berganti orde – kita memulai lagi segala sesuatunya dari
awal.
Ketika
Orde Baru menggantikan Orde Lama, Semua yang terkait Orde Lama dianggap
sebagai musuh dan bahaya laten yang harus diwaspadai. Seorang pegawai
negeri, militer atau yang terkait dengan pemerintah – tidak boleh
sedikit-pun berbau Orde Lama. Tentu ada alasannya, tetapi masak iya sih nggak ada kebaikannya satu-pun yang bisa dilanjutkan ?
Ketika
Orde Baru tumbang 32 tahun kemudian, hal yang nyaris sama berulang.
Semua yang berbau Orde Baru seolah menjadi aib yang harus dijauhi.
Sekali lagi pertanyaannya, masak iya sih tidak ada satu-pun kebaikan yang perlu dilanjutkan ?
Era
reformasi sudah berlangsung 15 tahun, tidak kurang empat presiden silih
berganti. Pergantiannya memang tidak se-ekstrem dari Orde Lama ke Orde
Baru atau Orde Baru ke Era Reformasi, tetapi tetap saja kita sulit
mencari benang merah yang menunjukkan kesinambungan visi dari satu
pemerintahan ke pemerintahan berikutnya.
Maka
mumpung belum terlanjur rakyat memilih pemerintahan baru di tahun
depan; mungkin ada baiknya rakyat ini memiliki visi sendiri – kemana
sebaiknya negeri ini harus dibawa di masa-masa yang akan datang. Setelah
rakyat seperti kita-kita memiliki visi tersebut, maka bila waktunya
kita harus memilih pemimpin – insyaAllah kita bisa memilih yang se-visi
dengan kita.
Tetapi
bagaimana rakyat seperti kita-kita bisa memiliki visi untuk negeri ?
Tidak ada jalan yang lebih baik selain mengikuti petunjukNya. Bagaimana
Dia Yang Maha Tahu menggambarkan negeri yang baik itu ? berikut adalah
ayatnya :
“Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun". (QS 34:15)
Pada
ayat di atas Allah memberi suatu gambaran tentang negeri yang baik itu
seperti apa, bukankah ini sangat layak untuk kita jadikan contoh –
menjadi visi kita untuk negeri ini ?. Maka bila kita sepakat untuk
menggunakan petunjuk Al-Qur’an ini untuk merumuskan visi negeri ini
sebagai “Negeri Yang Baik atau Baldatun Thoyyibah”, insyaAllah petunjuk-petunjukNya yang lain akan segera mengikutinya untuk kita bisa sungguh-sungguh mengimplementasikan strategy-nya, action plan-nya dst untuk tercapainya Baldatun Thayyibah ini.
Di ayat yang sama bahkan sudah digambarkan beberapa poin yang bisa menjadi strategy untuk Baldatun Thoyyibah itu :
1) Adanya dua buah kebun, di kanan dan di kiri : ini sangat cocok untuk negeri tropis yang berada di katulistiwa ini. Negeri dengan kekayaan biodiversity terbesar
di dunia, insyaAllah kita bisa menjadi unggul bila kita bisa
meng-eksplorasi kekayaan ini dan menjadikan negeri ini negeri kebun –
dimana-mana kehijaun, dimana-mana kebun.
2) Makan dari rezeki yang danugerahkan Tuhanmu
: masih terkait dengan poin satu. Kebun kita bukan sembarang kebun,
tetapi kebun-kebun yang menghasilkan pangan yang cukup. Negeri ini akan
swasembada pangan dari kebun-kebun tersebut.
3) Bersyukur : kekayaan alam berupa tanah yang subur dan kekayaan biodiversity-nya, harus senantiasa kita syukuri dengan merawat dan menjaga/melestarikannya – tidak boleh sedikit-pun merusaknya.
4) Allah Yang Maha Pengampun
: Bila selama ini kita belum pandai mensyukuri nikmat kita, kita
bukannya melestarikan kekayaan alam yang kita miliki tetapi malah
merusaknya – itupun bukan berarti kita tidak lagi berkesempatan untuk
mengembalikannya, kita harus bisa menyadari kekeliruan kita selama ini
kemudian kita memhon ampun kepada Sang Maha Pengampun.
Maka visi sederhana Baldatun Thayyibah
yang diuraikan dalam empat poin tersebut di atas, bila kita sepakati
bersama dan kita bergerak bareng ke arah sana dari waktu ke waktu,
mengontrol siapapun pemerintahnya yang menyeleweng dari visi tersebut –
insyaAllah kita akan sampai pada negeri yang kita cita-citakan – yaitu Negeri Yang Baik – Baldatun Thoyyibah itu. InsyaAllah !
- Details
- Kategori : Entrepreneurship
- Published on Thursday, 01 August 2013 09:55
- Oleh :owner gerai dinar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar