Salah satu cara yang ditempuh oleh para ilmuwan untuk mendeteksi ada tidaknya kehidupan di luar bumi adalah dengan mendeteksi ada tidaknya air di luar sana. Para ilmuwan belajar dengan cara the hard way untuk mengetahui bahwa air itu identik dengan sumber kehidupan, sedangkan orang-orang beriman dengan mudah mengetahui hal ini lebih awal 1,400 melalui petunjukNya. Dari sini, bukankah kita mestinya mengatasi segala problem air dengan mendahulukan petunjuk ?
Untuk mengetahui big picture dari problem air ini, berikut adalah faktanya yang saya kumpulkan dari sejumlah sumber :
· Meskipun air menutupi 70% dari permukaan bumi, air hanya mewakili 0.07% dari massa bumi dan sekitar 0.4% dari volume bumi.
· Dari 332.5 juta mil kubik air yang ada di dunia, 96.5 %nya adalah air laut.
· Dari 11.6 juta mil kubik yang bukan air laut, sebagian besarnya terjebak dalam sejumlah gunung es dan salju abadi di dua kutub.
· Air
yang tersedia bagi seluruh umat manusia di dunia kini dan nanti,
diperkirakan hanya 2.5 juta mil kubik, inipun tidak semua mudah diakses
karena sebagiannya berada jauh di dalam tanah atau di danau dan sungai
yang berada jauh dari pusat peradaban manusia.
· Berbeda
dengan transportasi minyak yang masih ekonomis disalurkan melalui
mobil-mobil tangki dan pipa-pipa yang mahal, penyaluran air melalui pipa
dan mobil tangki melonjakkan harga air menjadi tidak terjangkau bagi
sebagian penduduk bumi.
· Tempat-tempat
penampungan air alami berupa danau-danau dan sungai-sungai dunia terus
menciut kapasitasnya. Salah satu danau air tawar terbesar di dunia Aral
Sea saat ini tinggal 10% dari luas aslinya dan diperkirakan akan
mengilang kurang dari sepuluh tahun yang akan datang. Debit sungai
Jordan kini tinggal 2 % dari debit awalnya dalam sejarah.
· Dari
13.6 juta km2 daratan Afrika, 34 % nya (3.6 juta km2) merupakan daerah
yang rawan air dan 21 %nya ( 2.9 juta km2 atau 23 kali luas pulau jawa
!) merupakan daerah yang sangat rawan air.
· Saat
ini ada sekitar 40% penduduk dunia yang tidak memiliki atau kurang
memiliki akses terhadap air bersih. Persentase ini akan meningkat
menjadi 50% pada tahun 2025 – sekitar 12 tahun dari sekarang.
· Dampak
dari berkurangnya air bersih ini, sekitar 50% tempat tidur di rumah
sakit-rumah sakit dunia kini dihuni oleh orang yang sakit karena faktor
air atau disebut water-borne diseases.
· Berbeda
dengan krisis minyak – dimana manusia bisa mencari energi pengganti
minyak, krisis air tidak boleh terjadi karena tidak ada pengganti dari
air !
· Penduduk
bumi saat ini ada sekitar 7 milyar dan akan tumbuh sekitar 50 %-nya
dalam empat dekade yang akan datang. Kebutuhan air bersih yang sekarang
sudah bermasalah – akan semakin bermasalah bila kita tidak mulai berbuat
untuk anak cucu kita kedepan.
· Sejauh
ini hanya ada tiga cara untuk mengamankan ketersediaan air bersih yang
kita butuhkan kini dan untuk anak cucu nanti, yaitu dengan konservasi, recycling dan desalinasi.
· Konservasi
kita semua bisa terlibat dengan berhemat dalam penggunaan air, membuat
sumur-sumur resapan, menanam pohon-pohon yang menunjang resapan air
dlsb.
· Recycling perlu modal sehingga instansi-instasi pemerintah maupun swasta musti didorong untuk melakukannya banyak-banyak.
· Desalinasi
yaitu mengubah air laut menjadi air tawar sejauh ini adalah proses
mahal yang baru ekonomis untuk dilakukan dalam skala besar. Saat
ini di dunia ada sekitar 14,500 instalasi desalinsai air laut dengan
total kapasitas produksi sekitar 60 juta m3 /hari. Kapasitas ini baru
mewakili sekitar 0.25% dari kebutuhan air tawar penduduk bumi.
· Dengan segudang masalah tentang air ini, menurut Bank Dunia “Perang abad 21 ini adalah perang untuk memperebutkan air !”.
Dari
fakta-fakta tersebut di atas, lantas apa yang mestinya dilakukan oleh
negeri ini – khususnya para pemimpin – agar air cukup bagi kita semua
kini maupun nanti untuk anak cucu ?
Para ilmuwannya harus bekerja keras untuk menemukan cara-cara yang paling efektif untuk konservasi air, recycling sampai
desalinasi. Tetapi di atas itu semua, solusi air ini menurut saya
seharusnya melibatkan para ulama ahli tafsir untuk menggali dan memberi
arahan implementasi langsung dari petunjukNya .
Karena Allah sudah memberi tahu kita bahwa “… Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup”
(QS 21:30), maka Dia pasti juga memberikan petunjukNya tentang
bagaimana menjaga agar air itu tetap tersedia, agar kehidupan itu tetap
terjaga hingga akhir jaman. InsyaAllah.
Kategori : Umum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar