Awalnya adalah sebuah tongkat biasa, ini tercermin dari pengakuan pemiliknya ketika ditanya : “Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa?” (QS 20:17). Yang ditanya-pun menjawab : “…Ini
adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku pukul (daun) dengannya
untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya” (QS 20:18). Namun setelah diberi mukjizat oleh Yang Maha Kuasa, berbagai persoalan besar terselesaikan melalui tongkat ini.
Ketika berhadapan dengan para tukang sihir pilihan Fir’aun, Musa diberi petunjuk untuk menggunakan tongkatnya : “…Janganlah
kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang). Dan
lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa
yang mereka perbuat. Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah
tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu,
dari mana saja ia datang".(QS 20 : 68-69)
Ketika Musa dan kaumnya terjepit di antara lautan dan musuh yang mendekat, Musa diberi petunjuk untuk menggunakan tongkatnya : “..."Pukullah lautan itu dengan tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.” (QS 26 :63)
Kerika terjadi krisis air-pun sekali lagi Musa diberi petunjuk untuk menggunakan tongkatnya : “…"Pukullah
batu itu dengan tongkatmu". Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata
air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya
(masing-masing) Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah, dan
janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.” (QS 2 :60)
Allah,
Tuhan yang sama yang memberi Nabi Musa ‘Alaihi Salam mukjizat melalui
tongkatnya – tentu sangat kuasa untuk memberi mukjizat kepada siapapun
yang dikehendakiNya dan kapan-pun Dia kehendaki. Untuk kita yang hidup
di akhir jaman ini – mukjizat itu-pun disesuaikan dengan jaman kita.
Bukan lagi berupa tongkat, tetapi sebuah sumber ilmu yang tidak akan
habis digali, sumber petunjuk yang tidak akan pernah menyesatkan siapa
saja yang mengikutinya.
Ketika
umat ini tersihir dengan kemajuan teknologi umat yang lain, keperkasaan
ekonomi umat yang lain dan tekanan politik pemikiran umat yang lain –
maka waktunya umat ini untuk menggunakan ‘tongkat – mukjizatnya’ – yaitu
kembali kepada petunjuk-petunjuk yang ada di Al-Qur’an untuk meraih
keunggulan dan mengalahkan segala bentuk sihir modern yang kita hadapi
ini.
Ketika
umat ini terjepit di antara musuh-musuh yang semakin mendekat siap
meng-kooptasi segala aspek kehidupan kita, di tengah keterbatasan ilmu
dan sumber daya lainnya yang kita miliki – maka kinipun waktunya kita
kembali pada ‘tongkat –mukjizat’ kita, kembali ke Al-Qur’an untuk
mencari solusi yang bisa jadi belum pernah terbayangkan oleh kita
sebelumnya. Solusi yang bisa membelah lautan-pun dimungkinkan melalui Mai’ya Robbi – Tuhanku bersamaku.
Ketika dunia menghadapi berbagai krisis pangan, energi dan air (FEW – Food, Energy and Water),
maka kita-pun waktunya kembali ke ‘tongkat- mukjizat’ untuk mampu
mengeluarkan air (juga pangan dan energi) - bahkan dari tempat yang
tidak terduga sekalipun – ‘air yang memancar dari bebatuan’.
Ini
semua dimungkinkan karena Allah sendiri yang sudah menjanjikan kita
solusi atau jawaban atas segala permasalahan yang kita hadapi : “ …dan Kami turunkan kepadamu Kitab Al-Qur’an sebagai penjelasan (jawaban) bagi segala hal…”. (QS 16 :89)
Bayangkan bila di tangan kita ada tongkatnya Nabi Musa – seperkasa apa kita saat ini ?. Padahal ‘tongkat’ itupun
bener-bener ada di tangan kita kini – hanya saja tentu sesuai jamannya –
tidak secara harfiah berbentuk tongkat. Dia berupa Kitab yang
didalamnya memberikan jawaban atas segala hal yang kita hadapi atau
perlukan saat ini.
Sesuai
jamannya pula, penggunaan ‘tongkat’ ini tidak lagi dengan cara
dipukulkan seperti pada jamannya Nabi Musa – tetapi dengan cara yang
paling sesuai untuk jaman modern ini, yaitu dengan dibaca, dihafalkan,
dipahami, diamalkan dan juga diajarkan. Lima hal ini yang perlu
rame-rame kita budayakan (kembali) kini.
Di
tangan kita ada mukjizat yang tidak kalah dengan mukjizat tongkatnya
Nabi Musa, diberikan oleh Allah – Tuhan yang sama dengan Tuhan-nya Nabi
Musa – maka seyogyanya umat ini siap menghadapi Fir’aun-Fir’aun siapapun
Fir’aun itu di jaman kini. Seyogyanya umat ini bisa keluar dari seluruh
ancaman dan problema jaman, mulai dari ancaman musuh, kendala alam
sampai krisis pangan , energi dan air. InsyaAllah kita bisa.
- Details
- Kategori : Umum
- Published on Tuesday, 26 February 2013 07:09
- Oleh : Muhaimin Iqbal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar