Dari 100 perusahaan emerging market yang diidentifikasi oleh perusahaan konsultan global Boston Consulting Group (BCG)
sebagai perusahaan-perusahaan yang akan ‘menantang dunia’ di tahun 2013
ini, hanya dua yang berasal dari Indonesia. Dua perusahaan inipun bukan
milik umat ini, lantas dimana keunggulan umat ini yang secara ‘genetis’
mestinya unggul di bidang perdagangan ?
Islam
turun pertama kali ke suku Qurais yang punya tradisi berdagang lintas
negara pada jamannya, dibawa berhijrah oleh kaum Muhajirin yang notabene
juga para pedagang, disebarkan sampai Nusantara lagi-lagi oleh para
pedagang, dan ketika negeri ini terpuruk dalam penjajahan – yang
berfikir pertama kali untuk merdeka juga para pedagang, yaitu para
pedagang yang bergabung dalam Syarikat Dagang Islam (1905).
Maka
bila kenyataannya kita kini tidak unggul dalam perdagangan di jaman
ini, barangkali kini waktunya kita perlu melakukan ‘genetic recovery’
untuk memperoleh kembali keunggulan itu. Tetapi dari mana kita mulai
mengidentifikasi keunggulan itu ?, dari mana lagi kalau tidak mulai dari
petunjuk dari Yang Maha Tahu.
Kita mulai dari petunjukNya dalam ayat berikut :
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS 35 : 29-30).
Dari
dua ayat di atas kita tahu bahwa yang akan diberi keunggulan dengan
perniagaan yang tidak akan merugi – dunia dan akhirat, diberi pahala
,karunia dan ampunan adalah orang-orang yang selalu : 1) Membaca kitab, 2) Mendirikan shalat dan 3) Menafkahkan sebagian rezeki. Bisa jadi kita belum diberi keunggulan itu sekarang karena memang belum selalu mengamalkan ketiganya.
Membaca KitabNya
Kalau
toh sudah membaca ayat-ayatNya yang tertulis dan bahkan tidak sedikit
yang mampu menghafalkan sebagian besar atau seluruh ayat-ayatNya itu,
barangkali kita belum cukup memahami petunjukNya baik yang tersurat
maupun yang tersirat, baik yang tertulis di kitabNya maupun yang
ditebarkan di bumiNya.
Kita lihat daftar 100 perusahaan versi BCG tersebut di atas, khususnya yang saya beri tanda dari Indonesia berikut :
Yang
disebut Golden Agri Resources kalau Anda search di internet ketemunya
adalah perusahaan yang berbasis di Singapore – tetapi pemiliknya memang
dari konglomerat Indonesia dan kekayaan utamanya berasal dari alam
Indonesia. Yang kedua adalah Indofood Sukses Makmur, perusahaan yang
menguasai pasar kebutuhan pokok pangan untuk sebagian besar rakyat di
negeri ini.
Artinya
apa ini ?, di sekitar kita ditaburkan seluruh sumber daya (resources)
dan sekaligus pasar yang luar biasa, tetapi karena kita belum berhasil
menggarapnya - maka orang lainlah yang menggarapnya sehingga merekalah yang mencapai keunggulan itu.
Mendirikan Shalat
InsyaAllah kita sudah selalu melaksanakan sholat, tetapi yang masih perlu ditingkatkan adalah bener-bener mendirikan
sholat. Dengan mendirikan sholatlah yang bisa membuat kita yakin bahwa
sholat kita, ibadah kita dan hidup dan mati kita hanya untuk beribadah
kepadaNya. Dengan mendirikan sholat pula seharusnya sholat itu mencegah kita dari perbuatan keji dan mungkar.
Bila
kekejian dan kemungkaran masih begitu luas dalam bentuk pengelolaan
sumber daya alam yang merusak, kecurangan dan ketidak adilan di pasar,
korupsi yang merampas hak rakyat, hukum Allah (syariat) yang adil
digantikan dengan hukum buatan manusia yang kelahirnya-pun penuh
interest – maka dari symptoms ini saja nampaknya kita belum bener-bener mendirikan sholat.
Menafkahkan Sebahagian Rezeki
Menafkahkan
sebahagian rezeki bukan sekedar hanya membayar zakat 2.5 % setelah itu
selesai sudah kewajiban kita. Bagaimana kalau di sekitar kita ada
orang-orang miskin yang tidak bisa mencukupi kebutuhan pokoknya dalam
hal sandang, pangan dan papan ? Tugas siapa ini ?
Selain tentu saja contoh dari uswatun hasanah
kita dalam pengelolaan pasar untuk kemakmuran umat, sumber daya alam
(tanah), pengelolaan air dan bahkan energi (api), cerita para wali yang
menyebarkan agama Islam di tanah Jawa ini – juga dapat menjadi inspirasi
yang baik bagaimana menafkahkan sebahagian rezeki itu harus bisa sampai
bener-bener mengatasi kebutuhan pokok di bidang sandang, pangan dan
papan.
Dengan bahasa mereka, pemenuhan kebutuhan pokok ini diungkapkan dengan “wong kang udo klambenono…, wong kang ngelak ombenono…wong kang kudanan payungono...” atau “Orang
yang telanjang berilah pakaian (sandang)…orang yang haus/lapar berilah
minum/makan (pangan)…orang yang tidak punya rumah berilah dia rumah
(papan)”.
Ibarat
orang sakit, umat ini sedang sakit – sehingga 'gen' yang seharusnya
membuat kita unggul, tidak bisa menampilkan keunggulannya. Tetapi resep
untuk pengobatan sakit kita itu begitu jelas yaitu antara lain dengan
tiga hal : 1) Membaca KitabNya, 2) Mendirikan Sholat dan 3) Menafkahkan Sebahagian Harta.
Maka
bila kita terapi diri-diri kita yang lagi sakit di jaman ini dengan
resep yang dijamin kebenarannya tersebut, insyaAllah kita-pun akan bisa
kembali unggul. Amin.
Kategori : Entrepreneurship
Tidak ada komentar:
Posting Komentar