Secara sederhana effective adalah memberikan hasil yang diharapkan, sedangkan efficient adalah
penggunaan suatu sumber daya yang memberikan hasil maksimal. Dalam
setiap masalah atau peluang kita membutuhkan solusi yang effective dan
efficient, tetapi seperti apa solusi-solusi yang effective dan efficient
itu ?
Saya ambil contoh kasus kesehatan, ketika seorang ibu muda membawa
anaknya yang panas ke dokter – maka tidak jarang sang dokter memberikan
sejumlah obat sekaligus. Bila setelah seluruh obat diminumkan dengan
susah payah kepada si kecil dia tetap panas, maka solusi sejumlah obat
tersebut dikatakan tidak effective – karena tidak menyembuhkan penyakit
yang dimaksud. Tidak juga efficient – karena dibutuhkan sejumlah obat
untuk mengobati satu penyakit saja yaitu panas.
Contoh lain adalah tetangga saya yang memiliki anak 9, anak-anaknya
sehat-sehat dan nyaris tidak pernah sakit. Apa yang dia lakukan terhadap
anak-anaknya ?, sejak kecil diminuminya madu. Maka madu sebagai obat
yang disebutkan di Al-Qur’an ini (QS 16:69), dia effective dan juga
efficient. Effective karena bukan hanya menyembuhkan penyakit, tetapi
bahkan mencegah penyakit itu sendiri. Efficient karena hanya dibutuhkan
satu obat (madu) untuk segala macam penyakit.
Bukan hanya madu sebenarnya yang bisa menjadi obat segala macam
penyakit itu. Dikabarkan melalui hadits sahih (Bukhari) bahwa
habatussauda juga dapat untuk mengobati semua jenis penyakit kecuali
penyakit mati , dalam hadits lain zaitun dikabarkan mampu mengobati 70
jenis penyakit.
Jadi untuk masalah kesehatan banyak solusi yang efficient yang
berasal dari tuntunan di Al-Qur’an maupun hadits. Tetapi solusi-solusi
yang efficient tersebut belum tentu effective untuk menyembuhkan
penyakit spesifik Anda bila prasyaratnya tidak terpenuhi. Seperti apa
prasyarat itu ?
Misalnya bila Anda punya penyakit gula dan Anda tidak bisa mengubah
kebiasaan mengkonsumsi karbohidrat berlebihan dalam pola makan Anda.
Maka diobati dengan obat yang paling efficient-pun penyakit Anda bisa
jadi tidak sembuh. Prasyarat untuk pengobatan penyakit gula adalah
dikuranginya konsumsi bahan-bahan makanan yang berkarbohidrat dan
makanan-makanan yang mengandung gula.
Maka demikianlah solusi-solusi berbasis petunjuk itu berlaku.
Semuanya adalah solusi yang efficient, dengan sumber daya sedikit
hasilnya maksimal. Tetapi untuk effectivitas-nya tergantung prasyaratnya
terpenuhi atau tidak.
Istigfar misalnya bisa menjadi solusi yang efficient untuk pemecahan
sejumlah masalah sekaligus. Dengan input yang sedikit (istigfar)
sejumlah masalah seperti kekeringan, kemiskinan, bahkan kemandulan
(tidak memiliki anak) dlsb. dapat di atasi. (QS 71 : 10-12). Tetapi
apakah cukup hanya dengan beristigfar ? tetap perlu dipenuhi
prasyaratnya seperti meninggalkan perbuatan-perbuatan maksiyat, ketidak
adilan, kedhaliman dlsb. yang menjadi penyebab bumi mengalami
kekeringan, kemiskinan dan bahkan kemandulan itu.
Contoh-contoh seperti madu, habatussauda, zaitun, istigfar dlsb.
tersebut di atas menunjukkan betapa banyaknya solusi-solusi yang
efficient dari perbagai masalah yang kita hadapi itu. Tinggal mememenuhi
pra-syaratnya agar solusi-solusi yang terbukti efficient tersebut juga
effective bagi permasalahan spesifik kita.
Dengan solusi berdasarkan petunjuk dari Yang Maha Tahu dan Yang Maha
Pencipta tersebut, pekerjaan kita tinggal satu yaitu focus memenuhi
prasyarat yang ditentukanNya. Sebaliknya solusi buatan manusia itu
menghadapi dua masalah sekaligus, yaitu dia belum tentu efficient
apalagi effective.
Saya ambil contoh lain yaitu kasus yang lagi hangat saat ini – BLSM
(Bantuan Langsung Sementara Masyarakat) untuk meringankan beban rakyat
miskin menghadapi inflasi yang ditrigger oleh kenaikan harga BBM. Apakah
ini solusi yang effective dan efficient ?
Anda bisa tes menanyakan hal ini ke 10 orang, saya yakin sebagian
besarnya akan bilang tidak effective dan tidak efficient. Tidak
effective karena dia hanya mengobati symptoms atau gejala-gejala sesaat,
tidak mengobati penyakit beratnya beban hidup itu sendiri – beban
kemiskinan.
Tidak efficient karena bisa Anda saksikan betapa besar kerepotan
program BLSM ini sendiri, dananya, systemnya, SDM yang terlibat dari
menteri sampai aparat-aparat di daerah-daerah terpencil – semuanya hanya
untuk mengatasi symptoms sesaat – tidak menyembuhkan penyakit itu
sendiri.
Lantas apakah ada solusi yang effective dan efficient untuk
masalah-masalah kemiskinan dan masalah sosial semacam ini ?. Tentu saja
ada !, selain istigfar seperti dalam contoh tersebut diatas, solusi
‘menanam’ adalah salah satu solusi yang efficient untuk mengatasi
sejumlah masalah sekaligus. Demikian juga dengan zakat, meninggalkan
riba dan sejenisnya.
Untuk tiga masalah kebutuhan pokok manusia Food, Energy and Water
(FEW), ditambah satu lagi yang terasa semakin penting dengan kasus asap
– yaitu udara bersih (Air) – menjadi empat FEWA (Food, Energy, Water
and Air) – semuanya bisa diatasi dengan satu solusi yang efficient –
yaitu menanam ! Maka tidak mengherankan bila menanam adalah suatu
pekerjaan yang tetap dianjurkan untuk dilakukan sekalipun rangkaian
peristiwa kiamat sudah mulai.
Menanam untuk mengatasi paceklik dan kebutuhan pangan ada di surat
Yusuf (QS 12:47), sedang apa yang ditanam antara lain ada di surat
Ar-Ra’d (QS 13:4) dan Yaasiin (QS 36 : 33-35). Apa yang ditanam ini
nantinya bisa juga mengasilkan energy, ada di surat Al-Waaqi’ah (QS 56 :
71- 72) dan Yaasiin (QS 36 :80). Bahkan yang ditanam juga akan
memancarkan mata air (QS 36 :34) dan mengalirkan sungai (QS 19 : 23-24).
Dengan bahan makanan yang cukup, energy yang terpenuhi dan air yang
melimpah, manusia tidak perlu lagi membakar hutan hanya untuk bercocok
tanam. Udara bersih-pun insyaAllah tetap cukup terpelihara untuk seluruh
isi bumi – kita tidak perlu membakar hutan untuk menanam , tidak juga
perlu BLSM tentunya !
Lihat betapa efficient-nya satu solusi menanam ini bila diterapkan
mengikuti petunjuk-petunjukNya sampai detil apa yang kita tanam dlsb.
Tetapi lagi-lagi apakah solusi ini akan effective untuk berbagai masalah
yang kita hadapi saat ini ?
Jawabannya tergantung kita sendiri, yaitu apakah prasyaratnya dapat
kita penuhi atau tidak. Apa prasyaratnya itu ? Iman dan takwa ! (QS
7:96). Bila tanpa iman, diberi petunjuk didepan mata-pun kita akan ngeyel atau
setidaknya akan ragu. Bila tanpa takwa, apa yang diperintahkan-pun
tidak kita laksanakan malah sebaliknya yang dilarang yang kita lakukan- na’udzubillah.
Solusi yang efficient itu given sudah ditentukan, kita tinggal menemukannya dan mengamalkannya. Solusi yang effective itu conditional –
bersyarat, maka kita harus penuhi segala prasyaratnya dahulu. Tidak
akan mudah memang, tetapi insyaAllah akan tetap lebih mudah daripada
kita mencari-cari sendiri sesuatu yang tidak jelas efficient-nya apalagi
effective-nya !. Wa Allahu A’lam.
- Details
- Kategori : entrepreneurship
- Published on Thursday, 27 June 2013 08:21
- Oleh : owner gerai dinar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar