Laman

Jumat, 14 Januari 2011

Peluang & resiko bisnis perlengkapan sekolah

Pedagang Perlengkapan Sekolah Panen

BERITA - peluang-bisnis.infogue.com - JAKARTA, KAMIS-Sudah menjadi siklus tahunan, setiap menjelang tahun ajaran baru pedagang perlengkapan sekolah memasuki musim panen. Meski demikian, secara umum para pedagang tidak menaikkan harga.
"Sebenarnya sepatu yang lama masih ada, tapi setiap ajaran baru sekolah anak-anak minta dibeliin sepatu baru. Ya kita beliin sepasang sepatu seharga Rp 59.900," kata Tety, ibu dua anak yang ditemui di outlet Sepatu Bata di bilangan Kalibata, Jakarta Selatan, Senin (7/7).
Hal yang sama dikatakan Ny Ani yang sedang membelikan sepatu anaknya yang baru sekolah di Taman Kanak-kanak. Sepatu warna pink seharga Rp 89.900 dibelikan untuk putri semata wayangnya. "Biar sekolahnya bersemangat meski harga sepatu barunya hanya Rp 89.900," katanya.

Menurut salah satu pegawai outlet Bata yang enggan menyebut namanya, hari Minggu (6/7) ketika toko baru buka tiga jam, sedikitnya 200 pasang sepatu terjual. Meningkatnya penjualan sepatu juga dialami pedagang kaki lima di Asemka dan Pasar Minggu. Di Asemka harga sepatu warna hitam mulai Rp 25.000 sampai Rp 30.000, sedangkan di Pasar Minggu mulai Rp 40.000 sampai Rp 45.000. Harga tersebut masih bisa ditawar dan pada umumnya bisa turun Rp 5.000."Yang paling laku sepatu warna hitam. Setiap hari bisa menjual 50 pasang, makanya stok sepatu warna hitam kita perbanyak," kata Teguh pedagang sepatu di Asemka.
Mudik
Sementara itu, dari pemantauan Warta Kota di pusat perdagangan garmen dan tekstil di Pasar Tanahabang, permintaan akan pakaian seragam sekolah secara eceran meningkat. "Sejak awal bulan Juli, banyak ibu-ibu yang belanja seragam sekolah. Satu hari bisa terjual sampai 100 kodi untuk melayani pembelian eceran," ungkap H Sjafruddin; pedagang seragam sekolah dari toko Bradhers.
Peningkatan permintaan akan pakaian seragam sekolah secara eceran juga dialami Harkat dari toko Tiga Sekawan. "Jika sebelumnya satu hari bisa menjual 10 kodi, sejak awal bulan ini mampu menjual 25 kodi per hari. Semakin mendekati hari masuk sekolah, pembehan seragam sekolah secara eceran makin ramai," katanya.
Meski terjadi peningkatan akan pakaian seragam sekolah, tidak semua pedagang bisa memenuhi permintaan dan harga jual relatif stabil. Sebab, sekarang ini kesulitan mencari tukang jahit. "Sekarang ini saya tidak bisa berproduksi secara optimal. Karena tukang jahit pada pulang kampung untuk mengurus anaknya sekolah," kata Harkat.
Demikian juga dengan pengakuan H Sjafruddin. "Sejak bulan Juni lalu, tukang jahit dari Pekalongan dan Sukabumi pada mudik. Untungnya saya sudah produksi sejak akhir tahun lalu," ucapnya. (Warta Kota/lis/ver)
Tahun Ajaran 2009/2010 sebentar lagi bakal segera berakhir. Masa liburan yang akan datang dan para siswa artinya juga akan kembali ke sekolah. Kesempatan ini dimanfaatkan betul oleh pelaku bisnis. Berbagai bisnis penjualan perlengkapan sekolah pun kini mulai ramai.
Kondisi ini juga dimanfaatkan oleh Suzuya. Pusat perbelanjaan tersebut juga siap menyediakan berbagai peralatan yang nantinya dipakai saat Tahun Ajaran datang. ”Kita sebagai penyedia produk sandang bagi masyarakat tentunya harus mengerti jauh-jauh hari akan kebutuhan apa yang diinginkan konsumen dimasa mendatang,” jelas Safarudin, Manager Store Suzuya Pekanbaru kepada riaubisnis.com, Selasa (11/5/2010).
Safarudin memaparkan manajemennya kini tengah mempersiapkan penyediaan beberapa item produk yang berkaitan dengan kebutuhan sekolah pelajar,. Nantinya program ini dikemas dalam bentuk back to school. “Setidaknya kita bisa terlebih dahulu mensosialisasikan bahwa Suzuya telah memiliki banyak item-item produk sekolahan seperti paket buku, tas, seragam dan sepatu sekolah,” jelasnya.
Ditambahkannya, selama sepanjang Juni-Agustus 2010, penjualan Suzuya bakal banyak didominasi oleh produk-produk untuk kebutuhan sekolah. Dengan peningkatan jumlah serta jenis barang, Safarudin yakin target toko akan meningkat sebesar 20 persen dari angka penjualan tahun sebelumnya.
Pendapat sama juga disampaikan Suhardi, pemilik toko buku Ikhlas saat di jumpai riaubisnis.com, di jalan A Yani, No 22, Pekanbaru. “Kalau sudah mau masuk liburan sekolah biasanya kita semakin memperbanyak penjualan kelengkapan alat-alat tulis. Permintaan bisa mencapai 5 kali lipat dari hari-hari biasa,” paparnya.
Biasanya peningkatan akan mulai terasa pada Juli-Agustus saat suasana Tahun Ajaran baru akan dimulai. Hingga saat ini Suhardi tengah mempersiapkan berbagai orderan buku serta kelengkapan alat tulis lainnya untuk mengantisipasi lonjakan permintaan konsumen.
Bahkan untuk tahun ini Suhardi memprediksi tingkat permintaan akan lebih banyak dari tahun sebelumnya, karena di wilayah Pekanbaru sudah banyak sekolah-sekolah yang didirikan oleh pihak swasta yang jumlah siswanya juga tidak kalah banyak dengan siswa dari sekolah negeri. (*)


Jumat, 25 Juni 2010 08:13
BATAM (BP) - Tahun ajaran baru sebentar lagi, dan sudah waktunya kebutuhan sekolah sang buah hati mulai dari seragam, sepatu, tas, hingga buku ,dan alat tulis dilengkapi. Untuk mendapatkan perlengkapan sekolah yang super murah dan paling lengkap, cukup datang ke Hypermart Batam.
Di pusat perbelanjaan modern, luas, nyaman serta terlengkap itu, sekarang semua sudah tersedia. Ada berbagai merek buku tulis, antara lain
Sinar Dunia, Kiky, Hipo, Boxy, dan Value Plus. Ditawarkan dengan harga murah mulai Rp11.900 per pack. Buku gambar beserta pensil warna juga tersedia lengkap dalam berbagai ukuran.

Tak hanya itu, Hypermart Batam juga menawarkan seragam sekolah mulai pelajar SD, SMP, SMU dan seragam Pramuka. Seragam ini komplet dengan baju kemeja, rok, celana, dasi, dan topi.

Harga seragam ini pun murah seperti baju mulai dari Rp31.920 hingga Rp39.900. Sementara rok dan celana mulai Rp31.920 sampai Rp58.920. Jika anak-anak membutuhkan sepatu dan tas sekolah, Hypermart Batam menyediakan dalam berbagai ukuran, model, dan variasi warna.

Selain alat tulis dan seragam, pendukung belajar seperti meja belajar dan meja komputer ditawarkan dengan harga jauh lebih hemat dari biasa. Semua kebutuhan sekolah ini, sudah ditata di tengah area toko tepatnya dekat pintu masuk, sehingga pengunjung bisa langsung memilih sesuai kebutuhan. (wie
Masyarakat Mulai “Berburu” Perlengkapan Sekolah
Medan 27/6 (ANTARA) – Masyarakat di Medan mulai “berburu” perlengkapan sekolah, baik di pasar tradisional maupun modern seiring semakin dekatnya tahun ajaran baru.
Ningrum (41), salah seorang ibu rumah tangga yang ditemui di Pusat Pasar Medan, Minggu, mengaku sudah lazim setiap menjelang tahun ajaran baru ia harus berbelanja perlengkapan sekolah untuk anak-anaknya.
Ia mengaku harus membeli pakaian sekoleh, sepatu dan alat-alat tulis seperti buku tulis, pensil dan pulpen.
“Yang dicari sekarang ini perlengkapan alat tulis dan sepatu saja dulu, untuk seragam sekolah nanti saja ketika sudah ada pengumuman dari pihak sekolah. Karena berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumya biasanya untuk siswa baru pakaian seragamnya harus dibeli di sekolah,” katanya.
Mulai banyaknya masyarakat yang “berburu” perlengkapan sekolah berdampak positif pada para pedagang.
Mahdi, salah seorang pedagang perlengkapan sekolah di Pusat Pasar Medan, misalnya, mengaku dalam sepekan terakhir omsetnya meningkat sekitar 20-30 persen dibandingkan pekan-pekan sebelumnya.
“Lumayan juga dalam seminggu ini, omset kita sedikit naik terutama sepatu sekolah,” katanya.
Meski mengalami peningkatan, ia mengaku tidak berani megambil untung telalu banyak, mengingat belakangan ini daya beli masyarakat tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya.
Jika ia mematok perlengkapan sekolah tersebut dengan harga tinggi, kemungkinan besar pelanggan tidak akan jadi membeli dan beralih ke pedagang lain.
“Selain karena sekarang ini sudah semakin banyak saingan, ekonomi lagi susah. Jadi masyarakat cukup selektif untuk berbelanja meski produk tersebut sebenarnya sangat penting,” katanya.
Pengamat sosial Universitas Sumatera Utara Yos Rizal, MSi mengatakan, sudah menjadi keharusan pada setiap tahun ajaran baru orang tua siswa harus menyiapkan dana lebih untuk memenuhi kebutuhan sekolah anaknya.
“Bagi orang tua yang berpendapatan ekonomi lemah, hal ini tentunya sedikit memberatkan, namun ini sudah menjadi kewajiban bagi orang tua,” katanya. ***2***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar