Laman

Jumat, 14 Januari 2011

Peluang & resiko bisnis warnet (warung internet)

Selain menjanjikan keuntungan bisnis warnet juga mengandung resiko. Tetapi dengan menganalisis resiko-resiko itu maka pemilik warnet akan dengan mudah meminimalisis resiko itu. Sengaja saya tulis ini karena saya 2 hari yang lalu kehilangan monitor LCD flat LG 16″ dan hardis 160 GB, dengan rapinya pengunjung usil itu membongkar CPU dan mengambil monitor tanpa diketahui oleh pengunjung yang lain.
Untuk meminimalisir resiko guna kelancaran bisnis kita perlu diperhatikan hal berikut :

1. Lakukan pendekatan dan membangun hibungan yang baik kepada pemilik tempat usaha anda jika anda kontrak atau sewa. Ini berguna karena pada jaman sekarang mencari tempat usaha strategis sangat sulit dan pastinya mahal. Tak jarang pemilik tempat usaha tidak nemperbolehkan perpanjangnan kontrak/sewa. Ini akan merugikan pemilik usaha terlebih warnet yang dimiliki dilihat maju dan ramai. Bahkan ada pemilik tempat ingin membuka usaha yang sama di tempat itu.
2. Tingkatkan pengawasan. Agar tidak terjadi pencurian maka peran pengawasan harus lebih ditingkatkan. Pasca pencurian yang terjadi di warnet saya, saya langsung memasang CCTV di 2 area. Atas dan bawah. Ini akan sangat membatu, bang napi bilang “kejahatan bukan hanya terjadi karena niat pelakunya, tapi kesempatan-kesempatan”. Biarpun resikonya harga CCTV yang mahal tapi membuat hati tenang.
3. Lakukan program member. Ini akan efektif karena warnet akan memiliki pelanggan tetap. Akan tetapi tarif harus diturunkan
4. Jika memungkinkan ekspansi pada program voucer wirelless yang menjangkau hingga beberapa kilometer dari warnet. Ini juga akan membantu proses promosi
Setidaknya bisnis ini sudah berjalan sekitar 14 tahun sejak diluncurkannya internet. Pada awalnya, orang-orang harus rela mengantri hingga luar ruangan untuk mendapatkan fasilitas berinternet.
Namun, seiring bertambah murahnya biaya berlangganan internet, sebagian orang memilih untuk mengakses internet dari rumah. Tantangan nyata dari sebuah bisnis ini adalah menjaga pelanggan agar terus datang kembali. Bagaimana caranya, tentu saja ini yang menjadi pertanyaan utama.
Langkah penting pertama dalam memulai bisnis warnet adalah menentukan model bisnis seperti apa yang ingin Anda adopsi. Ada banyak pilihan. Yang paling konservatif adalah model yang hanya memberikan akses internet.
Pilihan lainnya adalah melayani teh, kopi dan makanan ringan bersama dengan koneksi internet. Anda juga dapat menambahkan servis komputer, bahkan menjual komputer dan komponennya.
Banyak orang yang tertarik membeli waralaba bisnis warnet. Bila Anda membeli franchise, Anda mendapatkan keuntungan dari batas waktu uji coba model bisnis ini dan mengetahui seluk beluknya. Meski demikian, pada akhirnya Anda tetap harus membayar kepada franchisor.
Sebelum memulai bisnis, cobalah membuat rencana bisnis warnet yang solid. Rencana bisnis yang baik harus menetapkan tujuan bisnis, cara untuk mencapai tujuan, kendala yang mungkin terjadi, bagaimana mendapatkan keuntungan lebih, perencanaan dan analisa bisnis.
Jika keadaan memungkinkan, Anda bisa berdiskusi setidaknya dengan tiga pemilik warnet tentang rencana yang akan Anda lakukan.
Cobalah untuk menghubungi pemilik bisnis warnet dari luar kota, sehingga tidak akan ada konflik persaingan di kemudian hari. Jika memungkinkan, tunjukkan rencana bisnis Anda.
Mintalah nasihat untuk mengembangkan usaha dengan efektif, tanpa membuang banyak uang karena ketidaktahuan kita. Jangan ragu untuk menawarkan mereka makan siang atau makan malam sebagai ucapan terima kasih.
Oh ya, modal awal tentu saja memiliki peran sangat penting dalam setiap jenis usaha. Jadi pastikan Anda mendapatkan dana yang cukup sebelum memulai bisnis warnet Anda. Berapa banyak dana yang harus disiapkan? Itu semua tergantung pada model bisnis dan layanan yang Anda tawarkan.
Jika Anda berencana untuk memberikan pelayanan eksklusif seperti permainan, interaksi sosial atau kantor jarak jauh pada bisnis warnet, Anda dapat mengajukan persyaratan modal, seperti untuk membeli komputer, koneksi broadband, perabot yang akan dibeli dan tempat untuk disewa atau diperoleh sekaligus.
Termasuk dalam hal ini anggaran. Lakukan analisis biaya bulanan, proyeksi pendapatan dan keuntungan di masa depan. Anda dapat meningkatkan keuangan melalui investor swasta, perbankan dan lembaga keuangan yang khusus memberikan pinjaman usaha kecil.
Keberhasilan sebuah bisnis warnet tergantung pada bagaimana Anda tetap mengikuti teknologi terbaru. Tren yang terus berganti, terkait berkembangnya pengetahuan dan teknologi, seperti Webcam, video conference dan inovasi seperti VOIP.
Ingat, hidup dan kesejahteraan bisnis ini tergantung pada seberapa baik Anda beradaptasi dengan perubahan tren yang berhubungan dengan komputer dan teknologi.
Cobalah membuat Iklan yang sebisa mungkin menarik perhatian orang ke warnet Anda. Sebarkan kartu bisnis kapan saja ketika Anda memiliki kesempatan. Anda juga dapat menjual keanggotaan dalam hal waktu pemakaian internet.
Masukkan ke dalam sebuah iklan di koran dan website lokal. Terakhir, buatlah permohonan izin usaha untuk menjalankan bisnis warnet. Lakukan evaluasi terhadap semua resiko, lakukan riset pasar dan sesuaikan dengan perubahan tren teknologi.
Warnet Tidak Rela Senasib dengan Wartel
OPINI
Afandi Sido
| 15 Juni 2010 | 17:50

Warnet alias Warung Internet.
Bukan internet yang terkenal sebagai makanan “Indomi telur blablabla” itu. Ini yang real warung internet. Walaupun saat ini istilah penamaannya beragam dan inovatif, saat ini kehidupan masyarakat hampir di semua daerah di Indonesia sangat lekat dengan wadah pusat informasi yang satu ini. Buktinya, sampai sekarang pertumbuhan bisnis warnet di Indonesia mengalami dinamika positif yang menguntungkan bagi para pengelolanya. Namun, semua bisnis memiliki “cerita kalah”. Apakah warnet yang saat ini menjamur akan menemui titik surutnya dan nasibnya berakhir seperti wartel (Warung Telepon) yang kini “pasrah”?
Wacana sejenis mengenai prediksi perkembangan dunia bisnis warnet serta perbandingannya dengan keadaan bisnis wartel nampaknya bukanlah bahan bahasan baru di Indonesia. Sudah banyak review dan artikel yang mengupas tentang dinamika serta potensi masa depan dari bisnis warnet ini.
Salah satu artikel di http://aurrazone.wordpress.com mengupas tentang uraian definitif warnet di Indonesia. Data dari artikel tersebut menjelaskan bahwa perkembangan bisnis warnet di Indonesia memasuki masa-masa suburnya pada awal tahun 2007. Kerja keras Ikatan Warnet Indonesia yang membuat masterplan sedemikian rupa dalam mengintegrasikan kesamaan visi dan inovasi dari semua warnet di Indonesia menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan bisnis warnet bisa bertahan dan semakin maju pada zaman sekarang ini.
Hal-hal terkait inovasi inilah yang menjadi titik pokok pembeda antara warnet dan wartel.
Jika dijabaarkan dalam analisis SWOT, maka perbandingan antara warnet dan wartel adalah sebagai berikut.
STRENGTH (Internal, Kekuatan)
Wartel Warnet
1. Terkoneksi langsung dengan layanan terpercaya, yaitu TELKOM
2. Biaya harian relatif kecil, tergantung pada intensitas pemakaian.
3. Pengoperasiannya mudah, tidak dibutuhkan keahlian khusus.
4. Sistem pengawasannya mudah, karena unit pelayanan relatif sedikit. 1. Terkoneksi secara sendiri dengan provider yang beda-beda setiap operator, lebiih fleksibel dan efisien.
2. Biaya harian cenderung bisa ditutupi oleh pendapatan harian yang reltif besar.
3. Peluang berinovasi sangat tinggi.
4. Bisa menyediakan informasi dan koneksi yang cukup bagi masyarakat pelangga, selama operasional berjalan.
WEAKNESS (Internal, Kelemahan)
Wartel Warnet
1. Jenis pelayanan monoton dan sulit diinovasikan, kecuali perbaikan pelayanan. Yang sudah ada.
2. Karena unit relatif sedikit, setiap kerusakan akan menimbulkan efek yang besar.
3. Pendapatan operasional terkadang sulit menutupi biaya harian yang justru kecil.
4. Kebanyakan usaha dikelola oleh orang-orang dengan pendidikan sedang dan rendah. 1. Banyaknya jenis layanan yang tersedia mengakibatkan biaya membengkak serta penambahan jam kerja karyawan.
2. Risiko kerusakan unit masih besar, karena jaringan koneksi yang lebih rumit.
3. Proses maintenance bisa berdampak pada berkurangnya pendapatan.
OPPORTUNITY (Eksternal, Peluang)
Wartel Warnet
1. Melestarikan kegemaran orang-orang pada telepon analog
2. Motif jaga-jaga terhadap kebutuhan masyarakat yang bisa datang tiba-tiba. 1. Kebutuhan teknologi informasi masyarakat semakin besar dan beragam, terutama terkait layanan publik.
2. Perkembangan teknologi informasi yang semakin mudah diaplikasikan membantu masyarakat semakin dekat dengan dunia TI.
3. Pandangan masyarakat bahwa warnet adalah tempat yang bisa memberikan kepuasan lebih dalam mencari informasi.
4. Terbukanya peluang kerjasama venture sesama pengusaha warnet.
5. Pelayanan internet bagi masyarakat semakin beragam dan bermanfaat, menarik minat masyarakat untuk semakin kenal internet.
THREAT (Eksternal, Rintangan)
Wartel Warnet
1. Teknologi yang sudah beralih ke era digital mengalihkan perhatian masyarakat. Misalnya penggunaan telepon genggam yang semakin canggih.
2. Terbentuknya opini publik bahwa wartel adalah teknologi yang sudah lama dan kurang efektif.
3. Sikap acuh para stakeholder tarmasuk penyedia layanan koneksi semisal TELKOM
4. Kurangnya sosialisasi dari pihak terkait tentang pelestarian bisnis wartel. 1. Risiko kerusakan piranti lunak sangat besar, sehingga berpotensi pemakaian biaya perbaikan yang besar.
2. Warnet belum dipahami oleh seluruh masyarakat.
3. Munculnya teknologi internet portable yang lebih efisien dan tidak membutuhkan ruang serta biaya banyak. Contoh: modem dan wireless.
4. Isu keterkaitan kemajuan TI dengan hal-hal yang dianggap merusak moral warga.
Dalam bisnis wartel, derasnya faktor-faktor threat (tantangan dari luar) seperti perkemangan pesat dari teknologi telepon genggam dan internet sangat memudakah manusia untuk terhubung dengan orang lain tanpa harus melalui telepon kabel. Selain itu, peluang berinovasi yang kecil disebabkan oleh pola operasional yang monoton menjadi pertimbangan yang membangun opini publik bahwa wartel sudah tidak bisa menjangkau kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi dan intens terhadap akses informasi.
Warnet, walaupun tetap memiliki kelemahan terkait pembiayaan dan fungsi kontrol operasionalnya, terbukti bisa terakomodasi dengan peluang yang juga masih sangat tinggi dan terus meningkat. Semakin tingginya rasa penasaran masyarakat tentang layanan-layanan yang disediakan melalui teknologi informasi jelas menambah peluang kuantitatif konsumsi warnet di Indonesia.
Isu jejaring sosial yang semakin populer, isu pengintegrasian TI dengan kehidupan sehari-hari seperti kebutuhan tugas belajar mahasiswa, dan masih banyak hal lain terpatri secara otomatis menjadi peluang yang terbuka lebar bagi bisnis warnet untuk melebarkan sayapnya.
Namun, bukan tanpa rintangan. Pandangan masyarakat yang masih mengaitkan perkembangan dunia TI dengan kemerosotan akhlak bangsa patut menjadi sorotan strategis dalam membangun kebijakan bagi pengelola bisnis Warnet.
Meski demikian, berbagai survey tetap memberikan angin segar. Prediksi laju bisnis warnet yang bisa bertahan paling tidak lima (5) tahun lagi seperti yang diulas dalam warnetzenithnet.blogspot.com masih cenderung aman. Lagipula, jika dilihat dari animo masyarakat saat ini yang semakin “dimanjakan” dengan TI, maka ada kemungkinan waktu hidup bisnis warnet bisa lebih panjang.
Yang jelas, bagi para pengusaha warnet, selama masih bisa berinovasi dengan penyediaan layanan, maka masih tumbuh rasa optimis bahwa warnet tidak akan senasib dengan wartel. Ya paling tidak, tidak dalam waktu dekat ini.
Konsumsi masyarakat Indonesia terhadap berbagai layanan internet cukup mencengangkan. Beberapa penelitian bahkan menyebutkan bahwa Indonesia adalah salah satu pengguna terbesar beberapa situs jejaring sosial yang saat ini populer.
Semoga tingkat apresiasi masyarakat yang masih tinggi terhadap dunia TI ini bisa memberikan prospek bisnis yang lebih baik bagi keberlangsungan warnet-warnet Indonesia.
Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar